Baghdad (ANTARA News) - Serangan-serangan di daerah Irak berpenduduk mayoritas Sunni menewaskan lima orang , Minggu.

AFP melaporkan serangan tersebut terjadi tepat sebulan menjelang pemilu parlemen yang tetap berantakan setelah pengunduran diri massal para komisioner pemilihan pekan lalu.

Aksi kekerasan terjadi beberapa jam setelah tujuh tentara ditembak mati di satu pos pemeriksaan dalam satu serangan larut malam oleh gerilyawan di daerah utara.

Aksi itu merupakan tanda terbaru dari meningkatnya pertumpahan darah selama beberapa bulan yang sejauh ini telah menewaskan hampir 500 orang bulan ini.

Aksi kekerasan disebabkan terutama kemarahan dalam masyarakat Arab Sunni terkait penganiayaan pihak berwenang yang dipimpin Syiah, serta oleh perang saudara yang melanda Suriah.

Seorang pembom bunuh diri meledakkan satu kendaraan yang diparkir dengan bom di satu jembatan penting di Ramadi, satu kota barat Bahdad, di mana pasukan keamanan masih berusaha menguasai sepenuhnya kota itu setelah kelompok garis keras menduduki beberapa perkampungan dua bulan lalu.

Ledakan itu menewaskan tiga orang dan mencederai lima lainnya, dan juga merusak Jembatan Hauz, satu tempat pelintasan penting yang digunakan oleh warga sipil menghubungi daerah utara dan selatan kota itu.

Ramadi pada awalnya memiliki lima jembatan melintasi Sungai Euphrat sebelum kelompok garis keras aktif melakukakan aksi mereka awal tahun ini.

Tetapi dua jembatan digunakan khusus pasukan keamanan, dan dua lainnya -- termasuk Jembatan Hauz-- telah rusak yang tidak dapat lagi digunakan. Para warga sipil di Ramadi kini hanya dapat menggunakan jembatan Alhu Faraj di utara kota itu.

Ramadi adalah ibu kota Provinsi Anbar, satu daerah gurun yang dihuni mayoritas warga Sunni di Irak barat yang berbatasan dengan Suriah.

Pada awal Januari, para petempur anti-pemerintah menguasai bagian-bagian kota itu serta seluruh Fallujah, juga di Anbar.

Kendati pasukan keamanan berhasil merebut kembali sebagian besar daerah Ramadi, kebuntuan tetap terjadi di Fallujah, yang tetap berada dibawah kekuasaan gerilyawan.

Di tempat-tempat lain, Minggu, dua personel polisi tewas akibat bom pinggir jalan yang meledak dekat mobil mereka di Tikrit utara Baghdad. Seperti halnya Ramadi, penduduk Tikrit sebagian besar adalah warga Arab Sunni.

Serangan-serangan itu terjadi hanya beberapa jam setelah gerilyawan melepaskan tembakan ke pos pemeriksaan militer dekat kota Mosul, menewaskan tujuh tentara dalam satu serangan larut malam.

Di kota Mosul, para pria bersenjata juga membunuh seorang dokter.

Aksi kekerasan meningkat di Irak tahun lalu, dengan hampir 500 orang tewas bulan ini, dan lebih dari 2.220 orang tahun ini, kata data AFP.

(H-RN)


Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014