Aden (ANTARA News) - Dua anggota milisi Komite Perlawanan Rakyat pro-pemerintah Yaman tewas dalam serangan tengah malam oleh orang-orang yang diduga anggota Al Qaida di wilayah selatan negara itu, kata seorang anggota milisi itu, Minggu.

Ia menyatakan, orang-orang itu ditembak mati di jalan antara Loder dan Moudia di sebelah timurlaut Zinjibar, ibu kota provinsi Abyan.

Para penyerang, yang melarikan diri setelah pembunuhan itu, "diduga anggota Al Qaida", tambahnya.

Anggota-anggota Komite Perlawanan Rakyat, yang direkrut dari orang suku, mendukung ofensif pemerintah yang berhasil merebut kembali provinsi Abyan pada Juni 2012 setelah dikuasai militan Al Qaida selama setahun.

Militan Al Qaida memperkuat keberadaan mereka di Yaman tenggara, dengan memanfaatkan melemahnya pemerintah pusat akibat pemberontakan anti-pemerintah yang meletus pada Januari 2011 yang akhirnya melengserkan Presiden Ali Abdullah Saleh.

Ofensif pasukan Yaman yang diluncurkan pada Mei 2012 berhasil menghalau militan Al Qaida dari sejumlah kota dan desa di wilayah selatan dan timur yang selama lebih dari setahun mereka kuasai.

Meski melemah, jaringan teror itu masih bisa melancarkan serangan-serangan terhadap sasaran militer dan polisi.

Yaman adalah negara leluhur almarhum pemimpin Al Qaida Osama bin Laden dan hingga kini masih menghadapi kekerasan separatis di wilayah utara dan selatan.

Yaman Utara dan Yaman Selatan secara resmi bersatu membentuk Republik Yaman pada 1990 namun banyak pihak di wilayah selatan, yang menjadi tempat sebagian besar minyak Yaman, mengatakan bahwa orang utara menggunakan penyatuan itu untuk menguasai sumber-sumber alam dan mendiskriminasi mereka.

Negara-negara Barat, khususnya AS, semakin khawatir atas ancaman ekstrimisme di Yaman, termasuk kegiatan Al Qaida di Semenanjung Arab (AQAP).

AS ingin presiden baru Yaman, yang berkuasa setelah protes terhadap pendahulunya membuat militer negara itu terpecah menjadi kelompok-kelompok yang bertikai, menyatukan angkatan bersenjata dan menggunakan mereka untuk memerangi kelompok militan itu.

Militan melancarkan gelombang serangan sejak mantan Presiden Ali Abdullah Saleh pada Februari 2012 menyerahkan kekuasaan kepada wakilnya, Abd-Rabbu Mansour Hadi, yang telah berjanji menumpas Al Qaida, demikian AFP melaporkan.

(SYS/M014)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014