Berapapun dana yang terkumpul nantinya, kami harap dapat menolongnya..."
Pangkalpinang (ANTARA News) - Siswa Madrasah Aliyah Negri (MAN) Pangkalpinang Provinsi Bangka Belitung (Babel), menggalang dana untuk Satinah yang terancam hukuman pancung di Arab Saudi.

"Kegiatan ini merupakan wujud kepedulian kami untuk ikut meringankan beban Satinah, agar tidak dihukum pancung," kata ketua panitia pengalang dana, Fitrianto di Pangkalpinang, Senin.

Ia mengatakan, sebelumnya aksi ini sudah banyak dilakukan di wilayah Jawa, namun siswa di Kota Pangkalpinang baru bisa melakukan penggalangan dana untuk Satinah pada Senin (31/3) dan diharapkan masyarakat atau organisasi lainnya juga melakukan hal yang sama untuk meringankan beban Satinah agar tidak dihukum pancung.

"Saat ini, kami belum tahu berapa dana sumbangan dari masyarakat yang terkumpul, karena kegiatan ini akan dilanjutkan hingga malam hari nanti," ujarnya.

Ia mengatakan, kegiatan sosial ini, agar Setinah bisa terlepas dari hukuman pancung bila membayar diyath atau uang tebusan kepada keluarga korban sebesar Rp21 miliar.

"Meskipun dana ini hanya untuk satu orang namun perlu dipertahankan agar tidak ada lagi kekerasan terhadap Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dan ini juga menunjukan bahwa seluruh masyarakat Indonesia juga peduli terhadap TKI yang bekerja di luar," katanya.

Ia berharap, selain dari siswa ini pemerintah provinsi juga dapat tergerak untuk melakukan aksi ini karena waktu yang dimiliki tidak banyak meskipun hanya dari instansi ke instansi namun paling tidak ada pergerakan yang dilakukan oleh pemerintah terkait kasus satinah ini.

"Semoga saja pemerintah setempat juga ada aksi untuk menolong Satinah ini karena hukuman mati akan dilakukan pada 7 April 2014 jadi kita hanya mempunyai waktu satu minggu lagi untuk mengumpulkan dana, sedangkan pemberian denda tersebut berakhir tanggal 6 April 2014," katanya.

Namun demikian, kata dia, kami akan terus berupaya mengalang dana untuk membayar diyath yang ditetapkan pemerintah Arab Saudi untuk membebaskan Satinah dari hukuman pancung.

"Berapapun dana yang terkumpul nantinya, kami harap dapat menolongnya karena kami juga kurang tahu apakah masyarakat daerah ini mengetahui tentang kasus yang menimpa Satinah atau tidak," katanya. (*)

Pewarta: Aprionis
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014