Tak perlu bagi mereka memasang poster-poster di jalan-jalan -- mereka hanya membuat jalan-jalan kotor dan menimbulkan kemacetan lalu lintas. Pemilihan tak akan membawa perubahan."
Baghdad, Irak (ANTARA News) - Kampanye pemilihan umum yang akan diselenggarakan 30 April dimulai pada Selasa dengan Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki mencalonkan diri untuk masa bakti ketiga sementara pemerintahannya berjibaku melawan kekerasan yang telah berlangsung selama beberapa tahun.

Rakyat Irak menghadapi daftar panjang perjuangan hidup harian mulai dari lamanya pemutusan aliran listrik dan air ledeng yang berkualitas buruk dan korupsi serta tingkat pengangguran yang tinggi, lapor AFP.

Serangan-serangan yang merenggut korban jiwa tampaknya belum akan berakhir. Tahun ini lebih 2.200 orang meninggal akibat kekerasan.

Dan walaupun tentara melancarkan operasi keamanan terhadap pemberontak dan kamp-kamp pelatihan militer, pertumpahan darah menunjukkan sedikit menyurut.

Enam anggota pasukan keamanan gugur pada Selasa sementara angka-angka baru menunjukkan pergolakan masih mendekati level tertingginya sejak 2008.

"Ada wajah-wajah baru tetapi mereka dari kelompok-kelompok sama," kata Mazin Rumayadh, 26 tahun, seorang pedagang makanan.

Dia melihat tak ada kemajuan sejak pemilihan umum pada Maret 2010.

"Tak perlu bagi mereka memasang poster-poster di jalan-jalan -- mereka hanya membuat jalan-jalan kotor dan menimbulkan kemacetan lalu lintas. Pemilihan tak akan membawa perubahan," kata dia.

Partai-partai politik pada Selasa mulai menempelkan di berbagai tempat di Baghdad dan kota-kota lain di seantero Irak.

Lebih 9.000 calon bersaing merebut satu di antara 328 kursi parlemen.

Tak ada satu partai pun yang diperkirakan meraih mayoritas absolut dan pembentukan pemerintahan berjalan lama setelah pemilihan-pemilihan sebelumnya diselenggarakan.

Isu-isu politik jarang diangkat dalam pemilu. Partai-partai politik lebih merayu para pemilih berdasarkan aliran, etnis dan suku.

Sebagai contoh, dari beberapa poster yang sudah ditempel, suku-suku menyuarakan kebanggan atas salah satu anggota mereka mencalonkan diri menjadi calon legislatif.

Pesan-pesan di poster-poster lain berusaha mengaitkan calon-calon dengan para pemimpin partai politik seperti Maliki.

"Kami mulai memasang poster-poster kami di kawasan-kawasan padat Baghdad, dan di tempat-tempat yang kami ketahui banyak orang tinggal dan melintas," kata Munaf al-Haidari, yang mencalonkan diri untuk partai yang memisahkan diri dengan partai pimpinan Maliki.

"Kami telah membagi Baghdad ke dalam beberapa kawasan berbeda, dan kami menyasar kawasan-kawasan itu tempat kami memiliki banyak pendukung," kata Haidari.

Partai Negara Aliansi Hukum pimpinan Maliki diperkirakan meraih kursi terbanyak di parlemen dalam pemilu, pertama di Irak sejak Maret 2010.


Penerjemah: Mohamad Anthoni

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014