New York (ANTARA News) - Pasar ekuitas dunia menambah kenaikan baru pada Selasa (Rabu pagi WIB) karena Wall Street mencapai rekor tertinggi setelah data produksi yang kuat, sementara angka manufaktur yang lembek di China memperkuat kemungkinan negara itu akan mengambil langkah-langkah stimulus.

Minyak mentah berjangka jatuh. Harga minyak mentah AS tertekan oleh persedian domestik, dan data China serta Eropa membebani harga Brent.

Emas spot mencapai level terendah tujuh minggu dan nilai investasi aman seperti Surat Utang AS dan yen juga jatuh.

Data pabrik-pabrik di seluruh Eropa kembali melemah pada Maret, sementara industri manufaktur besar China mengalami kontraksi untuk bulan ketiga berturut-turut, memicu para pembuat kebijakan harus bertindak dalam beberapa bulan mendatang.

Di Amerika Serikat, bagaimanapun, pertumbuhan manufaktur dipercepat untuk bulan kedua berturut-turut pada Maret karena pemulihan produksi, mengurangi kekhawatiran bahwa ekonomi mengalami batu sandungan.

"Kami memulai kuartal kedua dengan tanda-tanda bahwa ekonomi mengalami pertumbuhan beralasan yang akan terus mendorong pasar (ekuitas)," kata Jim McDonald, kepala strategi investasi di Northern Trust Global Investment, Chicago.

Indeks S & P menyentuh level tertinggi harian 1.885,84, sesaat setelah data manufaktur dirilis, dan ditutup pada sesi tertinggi. Indaktor saham dunia MSCI naik 0,6 persen.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJI) ditutup naik 74,95 poin atau 0,46 persen pada 16.532,61. Indeks S & P 500 ditutup menguat 13,18 poin atau 0,70 persen menjadi 1.885,52. Indeks komposit Nasdaq naik 69,05 poin atau 1,64 persen menjadi 4.268,04.

Saham-saham Eropa terangkat oleh aktivitas merger serta data pabrik di Prancis yang kuat. Indeks FTSE ditutup naik 0,56 persen pada level tertinggi dalam tiga minggu. Nikkei berjangka dalam denominasi dolar AS menguat 0,5 persen.

Euro naik, emas turun

Harapan dukungan Fed membuat dolar AS kembali di bawah tekanan terhadap euro, tetapi greenback mencapai sesi tertinggi terhadap yen setelah keluarnya data manufaktur AS.

Kenaikan euro terhadap dolar tertahan oleh kemungkinan bank sentral Eropa (ECB), dalam pertemuan hari Kamis, akan menurunkan suku bunga untuk menjaga deflasi dalam kendali.

Euro naik 0,2 persen menjadi 1,3793 dolar.

Yen tergelincir ke level terendah empat minggu terhadap dolar AS, turun 0,4 persen menjadi 103,57 per dolar.

Di antara komoditas, minyak mentah Brent jatuh 2,4 persen menjadi 105,15 dolar per barel terpengaruh data China dan kemungkinan lonjakan pasokan dari Libya setelah pemberontak yang memblokir pelabuhan minyak timur mengisyaratkan kesepakatan dengan Tripoli.

Minyak mentah AS turun 2,2 persen menjadi 99,37 dolar per barel, tertekan oleh harapan untuk meningkatkan persediaan domestik.

Emas spot, satu yang berperforma bintang mengejutkan tahun ini setelah kemerosotan 2013, menyentuh level terendah tujuh-minggu 1.277,29 dolar per ounce. Itu kemudian hanya turun 0,3 persen pada 1.279,85 dolar. Dengan harga itu tetap naik 6 persen dari awal tahun, demikian mengutip Reuters.

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014