Washington (ANTARA News) - Para peneliti dari Amerika Serikat mengidentifikasi 21 ekspresi wajah berbeda yang dapat digunakan untuk meneliti asal usul emosi dalam otak manusia.

"Selama berabad-abad, para peneliti meyakini jumlah ekspresi hanya sedikit, mungkin enam ekspresi, seperti senang, terkejut, sedih, marah, jijik dan takut," kata peneliti kognitif dan profesor teknik komputer dan elektro Ohio State University Aleix Martinez, seperti dilansir kantor berita Xinhua.

"Penelitian kami menyebutkan terdapat sedikitnya ada 21 ekspresi. Masih memungkinkan untuk kami dalam mengidentifikasi kategori emosi lainnya," kata dia.

Martinez dan muridnya yang merupakan mahasiswa tingkat doktoral, Shichuan Du dan Yong Tao, mampu menambah temuan ekspresi wajah dengan mengkombinasi elemen dari enam dasar ekspresi untuk membuat ekspresi gabungan seperti "terkejut senang" atau "jijik menakutkan".

Temuan itu dipublikasikan pada jurnal "Proceedings of the National Academy of Sciences".

Riset itu merekam foto 230 sukarelawan, yang terdiri dari 130 wanita dan 100 pria yang mayoritas siswa universitas.

Masing-masing sukarelawan memberikan respon untuk pernyataan verbal : "Ada berita baik yang tidak disangka-sangka untuk Anda" (ekspresi terkejut senang) atau "Kamu mencium bebauan" (ekspresi menjijikkan).

Pada 5.000 gambar yang dihasilkan, para peneliti bersusah payah menandai tampilan menonjol pada otot-otot wajah itu, seperti sudut mulut atau garis luar alis mata.

Untuk menentukan apakah sebuah ekspresi cukup unik jika dibandingkan dengan lainnya, tim menganalisis setiap ekspresi dengan Sistem Pengkodean Gerakan Wajah (FACS).

FACS merupakan metode standar untuk menganalisis bahasa tubuh yang dapat mengenali kelompok otot wajah saat manusia ingin membuat ekspresi.

Analisa FACS mengungkapkan bahwa 21 ekspresi menggunakan kombinasi unik dari otot-otot, yang kombinasi itu berbeda dengan ekspresi lainnya.

Contohnya, ekspresi senang itu nyaris dapat dikatakan universal dengan persentase kesamaan 99 persen dari total percobaan.

Peserta penelitian mengekspresikan kesenangan dengan memainkan pipinya dan meregangkan mulut mereka saat senyum.

Rasa terkejut juga mudah dideteksi dengan persentase 92 persen sama. Peserta penelitian yang terkejut membuka mata mereka lebar dan membiarkan mulut mereka terbuka lebar.

Ekspresi "terkejut senang" adalah gabungan ekspresi dari senang dan terkejut.

Sebanyak 93 persen dari percobaan, peserta berekspresi dengan cara yang sama yakni dengan mata yang terbuka karena terkejut, pipi yang terangkat karena senang dan mulut yang merupakan turunan dari keduanya, baik mulut terbuka dan membentang untuk tersenyum.

"Penelitian ini menyarankan sistem kognitif menggunakan sedikitnya 21 kategori emosi untuk memproses pikiran internal dan mengintrepretasi respon dari dalam dan luar yang diterima," kata dia.

"Penelitian mengenai emosi menggunakan 21 kategori, sebagai contoh, untuk lebih mengerti psychopathology (studi ilmiah mengenai gangguan mental),di mana pengolahan emosi menyimpang dari umumnya, dan kadang-kadang menyebabkan perilaku traumatis seperti stres karena trauma," kata Martinez.

Penerjemah: Indra Arief Pribadi
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014