Jakarta (ANTARA News) - Makan cokelat mungkin mencegah diabetes dan obesitas.

Hal itu merupakan kesimpulan studi terbaru Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan di Virginia Polytechnic Institute dan State University yang dikutip situs Medical News Today.

Dalam studi itu, dengan tikus sebagai objek, tim peneliti yang dipimpin Andrew P. Neilson menemukan bahwa antioksidan tertentu dalam kakao -- bahan utama dalam coklat -- mencegah tikus mengalami kenaikan berat badan sekaligus menurunkan kadar gula darah mereka.

Sebelumnya, awal tahun ini, studi lain menyimpulkan bahwa flavanol dalam cokelat dapat melindungi diri dari diabetes tipe 2.

Namun, para peneliti dalam studi Virginia Polytechnic Institute dan State University menemukan hal baru.

Menurut mereka, tidak semua flavanol sama. Bahkan, kakao sendiri memiliki jenis- jenis yang berbeda.

Dalam studi yang dipublikasikan dalam Journal of Agricultural Food and Chemistry tersebut, para peneliti mempelajari tikus yang menjalani enam diet berbeda selama 12 minggu.

Hal ini dilakukan untuk menentukan apakah flavanol dapat mencegah penambahan berat badan dan menurunkan kadar glukosa darah.

Diet yang dijalankan tikus adalah diet tinggi dan rendah lemak, diet tinggi dilengkapi monomer, oligomer atau polimer procyandins ( PC ) yang merupakan salah satu jenis flavanol.

Hasil penelitian menemukan, diet tinggi lemak ditambah dengan PC oligomer adalah yang paling efektif untuk menjaga berat badan tikus dan meningkatkan toleransi glukosa - faktor yang dapat membantu mencegah diabetes tipe 2 .

"PC oligomer merupakan antiobesitas dan bioaktivitas antidiabetes terbesar dari flavanol dalam kakao, khususnya pada dosis rendah yang digunakan untuk penelitian ini," ujar para peneliti seperti dilansir Medical News Today.

Para peneliti menunjukkan dosis flavanol yang digunakan dalam penelitian ini secara signifikan lebih rendah dari dosis yang digunakan dalam penelitian sebelumnya dan lebih tepat bila dikonsumsi manusia.

"Oleh karena itu, data kami menunjukkan bahwa dosis moderat flavanol coklat atau bubuk kakao berpotensi lebih efektif dalam uji klinis pada manusia," papar mereka.

Menurut penelitian sebelumnya. manfaat kesehatan dari cokelat dapat mencapai lebih jauh daripada mengurangi kemungkinan obesitas dan diabetes tipe 2 .

Medical News Today baru-baru ini melaporkan studi yang menemukan konsumsi 70 gram cokelat hitam (dark chocolate) setiap hari dapat mengurangi risiko aterosklerosis atau penebalan dan pengerasan pembuluh darah.

Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014