Tol atas laut tidak menghilangkan sawah, dan diharapkan lebih cepat pembangunannya, karena tidak ada pembebasan tanah yang produktif,"
Semarang (ANTARA News) - Inisiatif dari PT Jasa Marga (Persero) untuk membangun tol atas laut dinilai bisa lebih cepat penyelesainnya dikarenakan tidak ada pembebasan lahan produktif yang selama ini menjadi permasalahan utama dalam menyelesaikan proyek tersebut.

"Tol atas laut tidak menghilangkan sawah, dan diharapkan lebih cepat pembangunannya, karena tidak ada pembebasan tanah yang produktif," kata Direktur Utama PT Jasa Marga, Adityawarman, di sela-sela peresmian tol Ungaran-Bawen, di Kabupaten Semarang, Jumat.

Adit mengatakan, ide tersebut muncul dikarenakan adanya kebutuhan yang mendesak untuk jalur darat yang saat ini sudah semakin padat, dan selain itu dengan adanya pembangun tol atas laut tersebut tidak akan memakan tanah produktif seperti sawah dan perkebunan.

"Pembangunannya tidak terlalu mengorbankan sawah, dan dari pengalaman membangun tol atas laut di Bali, tanah yang dibebaskan hanya 5 hektar yang pada akhirnya mampu mempercepat pembangunan tol itu sendiri," ujar Adit.

Adit menjelaskan, pembangunan tol atas laut tersebut tidak seluruhnya akan dibangun diatas laut, melainkan dengan komposisi 30 pembangunan di atas laut, dan 60 persen antara darat dan pantai.

"Seperti contoh tol Ungaran-Bawen yang baru selesai setelah mulai direncanakan sejak 2006. Jadi jika di atas laut mudah-mudahan lebih cepat selesai," ujar Adit.

Adit menambahkan, untuk pembangunan tol atas laut yang menghubungkan Jakarta-Semarang dinilai tidak memungkinkan dikarenakan letaknya yang berhimpit dengan jalan tol TransJawa yang saat ini sudah ada.

"Tapi, untuk Semarang-Surabaya jika kita lihat lintas utara berjarak 100 kilometer dengan lintas selatan, dan ini menjadi memungkinkan untuk dibangun. Semarang-Surabaya mungkin untuk dibangun," ujar Adit.

Saat meresmikan pengoperasian Jalan Tol Semarang-Solo seksi II Ungaran Bawen sepanjang 11,95 kilometer, Menteri Pekerjaan Umum (PU), Djoko Kirmanto, menyatakan bahwa salah satu kendala untuk membangun jalan tol adalah pembebasan lahan yang memakan waktu cukup lama.

"Dengan selesainya pembangunan Jalan Tol Semarang Solo Seksi II Ungaran-Bawen berarti kita telah berhasil mengatasi kendala yang ada, terutama kendala terkait pengadaan tanah," kata Djoko, dalam sambutannya saat meresmikan tol Ungaran-Bawen, di Gerbang Tol Bawen, Kabupaten Semarang, Jumat.

Dalam pembangunan tol Ungaran-Bawen tersebut, Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) Semarang-Solo ditandatangani pada tanggal 15 Desember 2006 dan telah dialihkan dari PT Jasa Marga kepada PT Trans Marga Jateng pada tanggal 3 Desember 2008 dan akhirnya selesai pada April 2014.

Berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum, selama kurun waktu 2005 hingga 2009 panjang jalan tol telah meningkat sebesar 101,70 kilometer dari sebelumnya 611 km pada tahun 2005 menjadi 712,70 kilometer pada tahun 2009. Proyek penambahan jalan tol tersebut diantaranya adalah Jalan Tol Tahap II, dan juga Tol Makassar Seksi IV.

Sementara pada kurun waktu 2010 sampai 2014, telah dibangun jalan tol sepanjang 206,04 kilometer, diantaranya pada ruas Kanci-Pejagan, Semarang-Ungaran, Nusa Dua-Benoa, JORR W1 (Kebon Jeruk-Penjaringan), Cinere-Jagorawi, Surabaya-Mojokerto, Bogor Ring Road, dan JORR W2 (Segmen Kebon Jeruk - Ciledug).(*)

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014