Medan (ANTARA News) - Indonesia memerlukan 23.000 orang tenaga penyuluh pertanian dan itu diharapkan bisa terpenuhi hingga tahun 2015 dan terus ditambah pada tahun-tahun selanjutnya untuk meningkatkan hasil dan kualitas produksi pertanian nasional.

"Tahun ini jumlah penyuluh bisa ditambah sebanyak 10.000 orang lagi dan sisanya atau 13.000 orang direkrut pada tahun depan," kata Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan di Medan, Senin.

Wakil Menteri berada di Medan dalam acara Apel Siaga Penyuluh Pertanian Perikanan dan Kehutanan serta Penyerahan Kontrak Kerja Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu (THL TB) Penyuluh Pertanian 2014 di Lapangan Bola Sejati Pangkalan Manshur Medan.

Menurut dia, jumlah penyuluh sangat diperlukan untuk menyampaikan dan mengajarkan petani segala sesuatu tentang pertanian terkait peningkatan produksi dan kualitas hasil panen tanaman petani.

Sebagai orang yang terdekat dengan petani, tentunya peran penyuluh sangat besar menginformasikan semua perkembangan kemajuan teknologi untuk peningkatan hasil tanam.

"Kalau teknologi maju dan benih semakin unggul, tetapi tidak diketahui sehingga tidak dimanfaatkan petani, sama saja dengan bohong. Karena itu Pemerintah memerlukan tenaga penyuluh," katanya.

Untuk peningkatan kualitas penyuluh , kata dia, pemerintah berupaya tidak membedakan penyuluh yang berstatus pegawai negeri sipil atau THL TB Penyuluh Pertanian.

Gubernur Sumut Gatot Pujonugroho mengakui hingga kini Sumut kekurangan penyuluh. Sekarang ini baru tersedia 3.298 orang yang berada di 5.876 desa/kelurahan.

Dari jumlah itu terperinci 1.246 orang penyuluh di bidang pertanian, 100 orang di bidang perikanan dan 105 orang di bidang kehutanan.

"Jumlah penyuluh masih kurang. Meski demikian sektor pertanian memberikan kontribusi besar dalam Produk Domestik Regional Bruto yakni 21 persen," katanya.

Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014