Singapura (ANTARA News) - Otoritas Maritim Singapura dan Malaysia pada Rabu melakukan pelatihan bersama pertama kali mengenai tumpahan bahan kimia di laut sepanjang Selat Johor.

Pelatihan itu bertujuan meningkatkan kesiapan lembaga tanggap darurat kedua negara tersebut dalam menanggulangi kecelakaan kimia, yang melibatkan angkutan laut bahan kimia berbahaya di Selat Johor, kata pernyataan Otoritas Maritim dan Pelabuhan (MPA) dan Badan Lingkungan Hidup Nasional (NEA) Singapura.

"Kerja sama regional adalah peristiwa penting karena insiden di laut yang mengakibatkan tumpahan kimia dan minyak sering terjadi di perairan lintas batas," kata Andrew Tan, Kepal Eksekutif MPA, dan menambahkan bahwa latihan tersebut memungkinkan kedua pihak untuk menguji kemampuan respon regional dan multi-lembaga untuk setiap kecelakaan maritim.

Untuk mengatasi tumpahan bahan kimia di laut, MPA Singapura telah menempatkan Contingency Plan Chemical (Kelautan), yang mencakup peran dan tanggung jawab menanggapi lembaga untuk operasi pembersihan.

Dalam hal terjadi insiden, MPA akan memantau dan mengkoordinasikan operasi pembersihan di laut, sedangkan NEA akan memantau kualitas udara dan air serta mengkoordinasikan upaya pembersihan di daerah pantai yang terkena, kata lembaga.

"The Straits Times" mengatakan, pelatihan itu terjadi setelah perusahaan negara minyak dan gas Malaysia Petronas mengkonfirmasikan bahwa pihaknya akan membangun penyulingan dan proyek petrokimia di Pengerang, Johor, di ujung timur Selat Johor, demikian Xinhua melaporkan,
(H-AK)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014