Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi bergerak melemah sebesar 15 poin menjadi Rp11.350 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp11.335 per dolar AS.

"Rupiah kembali bergerak melemah paska partai Pemilu Legislatif belum sesuai harapan. Hal itu terlihat berdasarkan hasil hitung cepat Lingkaran Survei Indonesia," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat.

Ia menambahkan bahwa belum adanya partai yang mencapai batas minimum suara nasional untuk mengajukan Calon Presiden tanpa menggalang koalisi membuat pelaku pasar kembali melakukan aksi tunggu seraya memantau perkembangan kondisi politik.

"Pasar kemungkinan bergerak bervariasi selama tiga bulan ke depan atau hingga menjelang Pemilu Presiden," kata dia.

Kendati demikian, menurut dia, potensi penguatan mata uang domestik masih cukup terbuka menyusul masih rendahnya suku bunga AS, kondisi itu telah membuat pandangan bahwa ekonomi sedang tidak baik.

Sementara dari eksternal, lanjut dia, harapan atas langkah stimulus moneter dari Tiongkok, Eropa maupun Jepang diharapkan menjadi sentimen positif bagi kalangan investor Asia sehingga dampaknya dapat meningkatkan mata uang domestik.

Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova menambahkan bahwa sentimen positif baru di pasar uang masih cukup minim. Kondisi itu membuat pelaku pasar uang mengambil langkah antisipasi untuk menjaga asetnya dengan masuk ke aset yang minim risiko.

Kendati demikian, ia memperkirakan bahwa fluktuasi mata uang rupiah akan tetap stabil, secara fundamental mata uang domestik akan bergerak di kisaran Rp11.300--Rp11.400 per dolar AS.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014