Kini pelaku pasar sedang mencermati kebijakan pemimpin baru nanti dalam melakukan restrukturisasi ekonomi secara mandiri
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat sore melemah sebesar 53 poin menjadi Rp11.410 dibanding sebelumnya Rp11.357 per dolar AS.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat mengatakan bahwa mata uang rupiah kembali melemah pada hari ini (Jumat, 11/4), investor masih terpengaruh oleh hasil pemilu legislatif berdasarkan penghitungan suara versi cepat yang tidak sesuai harapan pasar.

"Kini pelaku pasar sedang mencermati kebijakan pemimpin baru nanti dalam melakukan restrukturisasi ekonomi secara mandiri. Alasan itulah yang membuat rupiah tersungkur pasca pemungutan suara tengah pekan," kata dia.

Dari eksternal, lanjut dia, sentimen dari Bank Sentral AS (the Fed) masih menjadi penggerak pasar bagi instrumen keuangan.

"Pasar menangkap indikasi bahwa the Fed akan mempercepat kenaikan tingkat suku bunga acuan. Ini membuat dolar AS menguat. Namun di sisi lain AS masih membutuhkan kebijakan yang akomodatif untuk mendukung pemulihan ekonominya yang artinya the Fed tidak akan terlalu cepat mengetatkan kebijakan moneter," kata dia.

Ia mengatakan bahwa bank sentral memang memainkan peranan penting di pasar keuangan. Oleh karena itu, pasar akan mewaspadai setiap sentimen yang keluar.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Jumat ini, tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp11.450 dibandingkan sebelumnya, Kamis (10/4) di posisi Rp11.309 per dolar AS.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014