Selain itu juga bisa dengan memanfaatkan limbah dari produk lain dan melihat kebutuhan terhadap produk atau jasa,"
Yogyakarta (ANTARA News) - Peluang usaha bisa muncul dari hobi atau kesenangan pribadi, dan melihat ada kegunaan lain dari suatu barang, kata praktisi bisnis Hendra Bayu.

"Selain itu juga bisa dengan memanfaatkan limbah dari produk lain dan melihat kebutuhan terhadap produk atau jasa," katanya pada Pelatihan Kewirausahaan bagi Mahasiswa Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) di Yogyakarta, Jumat.

Menurut dia, bagi yang berani mencoba, menjadi seorang wirausahawan adalah pilihan, karena berwirausaha bisa dipelajari, dilatih, dan dibentuk.

"Namun, bagi yang hanya suka bermimpi, menyerah sebelum memulai, dan selalu menilai kesuksesan seseorang tanpa melihat prosesnya, berarti berwirausaha adalah warisan atau takdir," katanya.

Ia mengatakan ciri seorang wirausahawan adalah memiliki jiwa berkompetisi, berkeinginan untuk berprestasi untuk mendapatkan keuntungan, berani menanggung risiko, dan tahan uji.

"Selain itu juga harus optimistis, enerjik, kreatif, inovatif, adaptif, komunikatif, dan memiliki kemampuan manajerial," kata pengusaha bidang kuliner di Semarang itu.

Menurut dia, berbagai usaha bisa dicoba misalnya usaha bidang makanan. Untuk usaha tersebut yang perlu diperhatikan adalah kebutuhan dasar, potensi pasar luas, ragamnya banyak, harga dari yang rendah sampai yang sangat tinggi.

"Macam usaha kecil yang bisa dilakukan misalnya dagang bakso, es buah, sembako, warung makan, dan mi ayam. Untuk usaha itu tidak perlu ikut pelatihan, tanya saja pada tetangga yang berjualan, dan jika usaha tidak berjalan, maka harus dievaluasi," katanya.

Dosen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi UNY M Lies Endarwati mengatakan pembuatan "business plan" sangat penting yakni membuat rencana kegiatan yang akan dilakukan.

Hal itu, kata dia untuk merumuskan apa saja yang akan dilakukan, kemudian apa yang ingin dicapai, dan bagaimana cara mencapainya.

"Business plan" merupakan dokumen tertulis yang menjelaskan seluk beluk rencana usaha atau bisnis. Bentuknya bisa "hardcopy" atau "softcopy". "Business plan" itu mencakup informasi status saat ini, kebutuhan mendatang, dan hasil yang diharapkan dari usaha baru tersebut.

"Misalnya, kita akan membuka usaha makanan, buatlah inovasi yang baru dari makanan tersebut seperti singkong. Dulu jika makan singkong maka diidentikkan dengan orang kampung, tetapi setelah dibuat inovasi menjadi singkong keju, maka menjadi laris sekali, dan yang makan bukan hanya orang kampung, tetapi juga orang perkotaan," katanya.(*)

Pewarta: Bambang Sutopo Hadi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014