Nama Menteri Pendidikan juga ikut tercoreng akibat adanya soal ini."
Pekanbaru (ANTARA News) - Pengamat pendidikan Provinsi Riau, Sumardi Taher, menilai munculnya soal tentang Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi di soal Ujian Nasional (UN) bakal berbuntut panjang karena menimbulkan efek negatif yang merugikan citra pendidikan nasional, dan termasuk mempengaruhi siswa yang ikut ujian.

"Saya menilai hal ini sudah merisaukan dunia pendidikan kita. Ketidakhati-hatian dalam membuat soal ini akibatnya panjang karena anak-anak bisa jadi secara tidak langsung diajari untuk bertindak tidak fair (adil)," ujar Sumardi kepada Antara di Pekanbaru, Selasa.

Menurut dia, meski nama Jokowi selama ini memang dikenal sebagai sosok yang jujur, namun kemunculannya di soal Bahasa Indonesia UN seharusnya tidak dilakukan karena sosoknya kini sebagai bakal calon presiden dari salah satu partai politik.

Karena itu, dengan kondisi politik yang sedang memanas kini, ia mengatakan sangat tidak tepat soal itu muncul apapun alasannya karena menimbulkan efek yang luar biasa.

"Nama Menteri Pendidikan juga ikut tercoreng akibat adanya soal ini," katanya.

Ia berpendapat, Menteri Pendidikan harus menyikapi masalah soal Jokowi ini secara serius lewat penyelidikan khusus. Apalagi pembuatan soal UN dilakukan oleh tim yang seharusnya bersih dari berbagai kepentingan termasuk politik praktis.

"Kalau dikatakan soal Jokowi ini terjadi karena adanya kekhilafan pembuat soal, ini termasuk kekhilafan yang luar biasa. Kok bisa lepas soal seperti itu?," kata Sumardi Taher.

Salah satu soal mata ujian Bahasa Indonesia pada UN 2014 tingkat SMA/SMK/MA memicu komentar-komentar karena kemunculan nama Jokowi. Ada pihak menyebut sisipan pesan-pesan politik pada materi soal ujian itu, sementara pihak lain mengatakan soal tersebut telah dipersiapkan dan dibuat jauh hari sebelum Jokowi dijagokan sebagai calon presiden oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.

"Mestinya itu tidak terjadi," tegasnya. (F012)

Pewarta: FB Anggoro
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014