Jakarta (ANTARA News) - Impor sapi Indonesia pada kuartal dua 2014 akan naik sekitar 50 persen dibanding kuartal sebelumnya karena pengimpor mengantisipasi lonjakan permintaan menjelang Idul Fitri dan Adha.

Menurut Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Bachrul Chairi di Jakarta, Kamis, izin impor yang akan diterbitkan pada kuartal II untuk sapi bakalan mencapai 200 ribu ekor dan sapi potong 80 ribu ekor.

"Kami naikkan sekitar 50 persen, dari 130 ribu pada kuartal I untuk sapi bakalan, dan 26 ribu untuk sapi potong," ujar dia di sela pertemuan Kemitraan Indonesia-Australia mengenai Ketahanan Pangan.

Menurut Bachrul kenaikan jumlah Surat Persetujuan Impor (SPI) hingga 50 persen itu cukup diperlukan, meskipun pada kuartal I, realisasi impor sapi, baik bakalan dan sapi potong tidak mencapai 100 persen.

"Tetapi harus dinaikkan di kuartal II untuk antisipasi Idul Fitri, tapi nanti akan turun kembali di kuartal III," ujar dia

Bachrul mengakui realisasi impor sapi pada kuartal I memang belum mencapai 100 persen karena berbagai kendala.

Menurut dia, untuk impor sapi bakalan realisasinya kini sudah 89 persen dari 130.245 ekor pada SPI yang diberikan kepada 35 perusahaan.

"Memang ada kesulitan di kapal, tapi kan sudah diperpanjang, jika tidak salah diperpanjang tiga minggu, dan kini sudah 89 persen," ujar dia.

Sedangkan untuk sapi siap potong, realisasinya baru mencapai 64 persen. Menurut Bachrul, jumlah impor sapi siap potong yang baru mencapai 64 persen karena importir kini lebih selektif membeli sapi dari Australia.

Kebutuhan sapi untuk domestik Indonesia ditopang 15 hingga 20 persen melalui impor dari Australia.

Menurut Bachrul, pada tahun ini, pasokan impor sapi bakalan dan sapi siap potong akan mencapai 750 ribu ekor atau setara 120 ribu ton daging.

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014