Jakarta (ANTARA News) - Dari total luas area terumbu karang 25.178,58 kilometer persegi di perairan Indonesia, hanya 5,29 persennya saja yang masih dalam kondisi sangat baik.

Peneliti pada Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Giyanto di Jakarta, Jumat, mengatakan berdasarkan pengamatan di 1.135 stasiun menunjukkan hanya 5,29 persen terumbu karang dalam kondisi sangat baik, sedangkan 30,4 persen rusak.

Pengamatan Pusat Penelitian Oseanografi LIPI secara lebih intensif dan berulang di 15 kabupaten/kota juga menunjukkan 27,14 persen terumbu karang masih dalam kondisi baik, dan 37,18 persen dalam kondisi cukup.

"Walau ada tutupan terumbu karang yang berkurang di beberapa tempat tapi jika diamati justru terlihat ada kecenderungan atau tren kondisi terumbu karang yang semakin membaik bila dibandingkan dengan pengamatan sejak 1993," ujar dia.

Lebih lanjut, ia mengatakan delapan kabupaten/kota yang menjadi lokasi pengamatan di Indonesia bagian barat adalah Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten Nias, Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Mentawai, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kepulauan Riau, Kabupaten Lingga, dan Kota Batam.

Sedangkan tujuh kabupaten/kota di Indonesia tengah dan timur yakni Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep), Kabupaten Selayar, Kabupaten Wakatobi, Kabupaten Selayar, Kabupaten Sikka, Kabupaten Biak Numfor, serta Kabupaten Raja Ampat.

Dari pengamatan 2004--2011, ia mengatakan terlihat ada penurunan tutupan karang hidup di Nias dan Mentawai, meski secara rata-rata menunjukkan peningkatan persentase tutupan karang sekitar empat persen per tahun.

"Penurunan tutupan karang hidup yang terjadi di Nias dan Mentawai lebih disebabkan oleh faktor bencana yaitu gempa bumi yang diikuti oleh tsunami yang terjadi di akhir 2004," ujar dia.

Di Indonesia bagian tengah dan timur terjadi kondisi yang hampir sama seperti yang terjadi di lokasi Indonesia bagian barat. Walaupun terjadi penurunan tutupan karang hidup di Biak, namun menurut dia, secara rata-rata hasil pengamatan terumbu karang menunjukkan peningkatan persentase tutupan karang sekitar tiga persen per tahun.

"Penurunan tutupan karang hidup yang terjadi di Biak lebih disebabkan oleh faktor bencana yaitu badai hebat yang terjadi pada tahun 2009 dan peristiwa pemutihan karang (bleaching) yang melanda perairan Biak akibat naiknya temperatur air laut pada 2010," lanjutnya.

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014