... para pengusaha berusaha untuk ambil bagian dalam pengaruh mengusung cawapres, tentu dengan dukungan logistik yang sangat besar... "
Jakarta (ANTARA News) - Dosen Fisip Universitas Indonesia (UI) Vishnu Juwono mengatakan, Pemilihan Presiden 2014 harus mampu menghasilkan kepemimpinan yang solid dan kuat, tidak ada beban masa lalu dan memberi kesempatan kepada mereka yang belum tampil panggung kekuasaan untuk memerintah.

Tetapi, kata dia dalam diskusi "Indonesia Hebat: Capres-Cawapres Jawa-Luar Jawa, Paduan Popularitas Plus Kompetensi dan Integritas" yang digelar Yayasan Indonesia Baru di Jakarta, Minggu, para calon pemimpin itu harus punya komitmen kerakyatan, tidak korupsi dan punya visi memajukan Indonesia.

Tampil juga sebagai pembicara dalam diskusi tersebut Direktur Indo Strategi Andar Nubowo, dosen politik Paramadina Herdi Sahrasad dan mantan Sekretaris Politik Prof Sumitro Djojohadikusumo, Nehemia Lawalata dan pimpinan Forum Intelegensia Bebas, Fathur Rasi.

Vishnu yang juga putra mantan Menhan Juswono Sudarsono ini mengatakan, potensi Jokowi dan Prabowo Subianto sebagai pemimpin dengan ciri "solidarity maker" sangat kuat. Karena itu, perlu pendamping yang mencerminkan kepemimpinan yang kuat atau administrator tangguh, agar pemerintahan berjalan efektif.

Para pembicara menyatakan, calon presiden (capres) yang diusung PDIP, Joko Widodo (Jokowi) harus diselamatkan dari cengkeraman kelompok pengusaha yang hanya ingin memanfaatkan popularitas dan elektabilitas Jokowi untuk kepentingan jaringan bisnisnya.



Kesadaran Jokowi

Jokowi pun harus sadar bahwa dirinya dalam situasi sulit dan terjepit oleh tarik-menarik kepentingan besar para pengusaha. Sebagai pemimpin dan capres harapan rakyat. Jokowi pasti mampu melepaskan cengkeraman tersebut.

Karena itu, Jokowi harus mampu memilih pendampingnya bukan dari kalangan yang diusulkan.

Pendamping Jokowi harus mampu menutup semua kelemahannya, baik dari sisi kepemimpinan, pemerintahan, ekonomi, sosial, politik dan hukum serta hubungan internasional. Jadi, figur cawapres pendamping Jokowi harus benar-benar memenuhi kriteria itu.

Para pembicara setuju apabila nama-nama yang diusulkan sejumlah pengusaha untuk mendampingi Jokowi, tidak perlu diakomodasi mengingat nuansa kepentingan ekonomi dan bisnis sangat kental.

Dikhawatirkan jika Jokowi berpasangan dengan salah satu dari mereka dan terpilih,maka pemerintahan tidak akan stabil dan Jokowi tidak bisa efektif memerintah karena sungkan dengan tokoh tersebut.

Nehemia menjelaskan bahaya konglomerat yang selama ini mempengaruhi bahkan mampu memenangkan kandidat dalam setiap pemilihan, bukan saja pilpres, tapi juga pilkada di sejumlah daerah.

"Kini para pengusaha berusaha untuk ambil bagian dalam pengaruh mengusung cawapres, tentu dengan dukungan logistik yang sangat besar," katanya.

Sedangkan, Herdi Sahrasad menegaskan pemerintahan ke depan baik Jokowi dan siapa pun yang terpilih, tidak boleh tersandera oleh kepentingan ekonomi kelompok konglomerat karena hanya menguntungkan mereka saja.

"Jokowi atau Prabowo bisa mengambil calon wakil presiden, di antaranya Akbar Tandjung, Machfud MD atau Rizal Ramli. Mereka punya kualifikasi hebat," katanya.

Pewarta: Sri Muryono
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014