PBB (ANTARA News) - Iran menyampaikan nota protes kepada komite Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa (22/4) karena Washington menolak memberikan visa kepada utusan yang diusulkan Teheran untuk badan dunia itu.

Washington menolak memberikan visa karena Hamid Abutalebi, utusan yang diajukan Iran, karena menyangka Abutalebi memiliki kaitan dengan krisis penyanderaan di Teheran tahun 1979-1981, ketika para mahasiswa Iran menguasai Kedutaan Besar Amerika Serikat dan menahan 52 warga Amerika selama 444 hari.

Abutalebi mengatakan saat itu dia hanya bertindak sebagai penerjemah.

"Sejauh yang kami ketahui ini kasus unik yang melibatkan seorang wakil tetap," kata juru bicara PBB Stephane Dujarric seperti dilansir kantor berita Reuters pada Selasa.

Komite PBB mengenai Hubungan dengan Negara Tuan Rumah, yang berurusan dengan isu negara-negara yang beroperasi di Amerika Serikat seperti imigrasi, keamanan, perbankan dan pelanggaran parkir, pada Selasa melakukan pertemuan atas permintaan Iran guna membahas hal itu.

"Iran dan AS menyampaikan pandangan-pandangan mereka," kata Duta Besar Siprus untuk PBB, Nicholas Emiliou, yang mengetuai komite beranggota 19 negara itu.

"Sudah ada diskusi ... dengan keikutsertaan tujuh delegasi lain dan komite memutuskan untuk memperhatikan isu itu."

Para diplomat dalam pertemuan itu mengatakan Belarusia, Kuba, Korea Utara dan Ekuador memberikan dukungan atas protes Iran.

Menurut mereka, AS menyatakan memandang secara serius tanggung jawab menjadi tuan rumah PBB, tetapi memiliki kekhawatiran atas peran Abutalebi dalam krisis penyanderaan dan tak memberikan toleransi bagi dia untuk menerima perlindungan diplomatik.

AS mengatakan kepada komite itu bahwa sikapnya tidak memberikan visa kepada orang-orang yang terlibat dalam krisis penyanderaan itu bukan baru, kata para diplomat.

Presiden Amerika Serikat Barack Obama mendapat tekanan kuat untuk tidak membiarkan Abutalebi memasuki negara itu guna mengemban jabatannya.

Bekas sandera berkeberatan dengan kehadiran Abutalebi, dan Kongres yang terbelah mengesahkan legislasi yang akan melarang dia.

Legislasi itu menjadi undang-undang pada Jumat, ketika Obama menandatanganinya. Legislasi itu melarang wakil PBB yang samar-samar berada di belakang aksi terorisme atau spionase terhadap Amerika Serikat atau memandang ancaman terhadap keamanan nasional AS.

Teheran tetap pada pilihannya untuk mengirim Abutalebi sebagai duta besarnya untuk PBB, dengan melukiskan dia sebagai diplomat kawakan.

Dia telah menjadi dubes untuk Itali, Belgia dan Australia dan tidak diketahui sebagai pengikut garis keras atau memiliki pandangan anti Barat.

Dalam sepucuk surat kepada komite PBB itu pekan lalu, Iran melukiskan keputusan AS sebagai preseden berbahaya yang dapat merusak diplomasi internasional.

(Uu.M016)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014