Terserah mereka."
Washington (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry Kamis mendesak Israel dan Palestina untuk membuat kompromi yang diperlukan guna memajukan sedikit demi sedikit pembicaraan perdamaian, dan mengakui perundingan telah mencapai "titik sulit."

"Selalu ada jalan ke depan, tetapi para pemimpin harus membuat kompromi untuk melakukan itu. Semoga kita melihat jalan ke depan, tetapi jika mereka tidak bersedia untuk membuat kompromi yang diperlukan itu sangat sulit dipahami," kata Kerry kepada wartawan, lapor AFP.

Dia berbicara hanya beberapa jam setelah Israel mengatakan pihaknya menarik diri dari pembicaraan, marah terhadap kesepakatan rekonsiliasi Palestina untuk menyatukan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan faksi Hamas.

"Kami tidak akan pernah menyerah pada harapan kami atau komitmen kami untuk kemungkinan perdamaian. Kami percaya itu adalah satu- satunya cara untuk dilakukan, tetapi sekarang jelas berada pada titik yang sangat sulit, dan para pemimpin sendiri harus membuat keputusan," kata Kerry saat aku bertemu dengan timpalannya Menteri Luar Negeri Norwegia, Borge Brende.

"Terserah mereka," katanya menambahkan.

Kedua pihak telah setuju untuk melanjutkan perundingan pada Juli dan untuk terus melakukan pembicaraan setidaknya sembilan bulan.

Tetapi dengan jam berdetik mundur pada tenggat waktu Selasa, pembicaraan yang didukung AS itu tampaknya akan menemui jalan buntu.

Juru bicara Departemen Luar Negeri Jen Psaki mengatakan, perkembangannya telah "sampai kepada pihak-pihak untuk membuat pilihan yang diperlukan menuju perdamaian."

Tetapi dia menolak untuk menyatakan perundingan-perundingan berakhir, dan mengatakan "proses ini perlu bekerja melalui cara itu," mengingat bahwa "telah terjadi pasang surut" secara keseluruhan.



Penerjemah: Askan Krisna

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014