Washington (ANTARA News) - Dana Moneter Internasional (IMF), Kamis, mengatakan bahwa dewan eksekutif dijadwalkan menggelar pertemuan untuk mempertimbangkan paket bantuan bagi Ukraina pada 30 April.

"Kami sedang dalam proses menyelesaikan langkah yang diperlukan untuk pertimbangan dewan," kata juru bicara IMF Gerry Rice kepada wartawan saat jumpa pers di Washington DC, lapor Xinhua.

Dia mengatakan IMF telah menerima dokumentasi dari pihak berwenang Ukraina meliputi semua tindakan sebelumnya, langkah-langkah yang suatu negara setujui untuk diambil sebelum dewan eksekutif IMF menyetujui program pembiayaan.

"Staf sedang memeriksa dokumen-dokumen untuk memverifikasi rincian, jika mereka sejalan dengan pemahaman program," tambah dia. "Atas dasar itu, pertemuan dewan direncanakan pada 30 April."

Menurut juru bicara IMF, pengaturan "stand-by" (siaga) diusulkan akan berada di kisaran 14 miliar hingga 18 miliar dolar AS selama periode dua tahun, dan kontribusi IMF diharapkan akan membuka bantuan internasional tambahan sekitar 15 miliar dolar selama periode dua tahun sama bagi negara itu.

Jumlah tertentu dari bantuan IMF untuk Ukraina akan ditentukan oleh dewan IMF ketika mereka bertemu pada Rabu pekan depan.

Dibuat pada 1952, "stand-by arrangement" (pengaturan siaga) adalah instrumen pinjaman yang sering digunakan untuk anggota IMF yang membutuhkan pembiayaan untuk mengatasi masalah neraca pembayaran.

Pemberi pinjaman global dengan 188 anggota itu mencapai kesepakatan tingkat staf dengan pemerintah Ukraina tentang program pinjaman dua tahun hingga 18 miliar dolar AS pada akhir Maret, setelah mengirimkan tim misi pencari fakta ke negara itu. Perjanjian ini tunduk pada persetujuan oleh dewan eksekutif IMF.

Program-program IMF terbaru dengan Ukraina bergerak keluar jalur karena pemerintah Ukraina gagal berbuat sesuai dengan kebijakan-kebijakan yang telah disepakati. IMF menawarkan program pinjaman multi-tahun 15 miliar dolar AS untuk Ukraina pada 2010, tetapi tidak lagi menyediakan dana pada akhir 2011 karena negara itu tidak melakukan langkah-langkah reformasi yang telah menjadi komitmennya.


Penerjemah: Apep Suhendar

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014