Kuching, Sarawak (ANTARA News) - Perguruan tinggi International College of Advanced Technology Sarawak (ICATS) yang berlokasi di Kuching, mengundang 50 pelajar asal Indonesia untuk mendaftar ke lembaga pendidikan setara diploma (D3) itu pada tahun 2014.

"Kami mengharapkan ada 50 pelajar Indonesia belajar di sini pada tahun ini. Kami sudah menyiapkan sarana dan prasarana yang mendukung," kata Direktur Eksekutif ICATS, Dato Hj Baharudin bin Hj Abdullah, di Kuching, Sarawak, Malaysia, Jumat.

ICATS menerima kunjungan media dan para guru sekolah menengah atas (SMA) dari Kota Pontianak ke lembaga pendidikan tersebut.

Selama dua hari, awak media dan para guru SMA di antaranya wakil kepala sekolah mendapatkan penjelasan mengenai kurikulum, fasilitas pendidikan dan metode pengajaran yang diterapkan di sana.

Menurut Dato Hj Badarudin, ICATS kini siap menyambut calon mahasiswa asal Indonesia yang berminat untuk melanjutkan jenjang pendidikan setingkat Diploma (D3) yang ada di sana.

ICATS memiliki dua kampus, satu di kompleks PPKS (Pusat Pengembangan Kemahiran Sarawak) dan satunya lagi ICATS west campus -- merupakan bangunan megah bekas Inti College -- yang dibeli ICATS sejak dua tahun terakhir.

Dato Badarudin mengatakan, tujuan pihaknya mengundang para guru dan media, adalah untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai eksistensi ICATS.

ICATS merupakan binaan dari PPKS (milik pemerintah Kerajaan Malaysia). PPKS berdiri sejak 1994 dan telah mencetak sekitar 40.480 tenaga ahli yang kini bekerja di industri-industri yang ada di Malaysia bahkan luar negeri.

Badarudin mengatakan, khusus pelajar dari Indonesia, untuk tahun ini pihaknya menargetkan menerima 50 orang yang siap dilatih menjadi tenaga ahli bergelar diploma (D3).

Setelah lulus mengikuti pendidikan di ICATS, para pelajar asal Indonesia dapat bekerja di Malaysia. Karena Malaysia masih membutuhkan sekitar 250 ribu tenaga mahir untuk bekerja di bidang industri. "Bukan di sawit (sebagai buruh) ataupun rumahan (rumah tangga)," katanya menjelaskan.

Tenaga mahir itu, seperti keperawatan, teknologi informasi, ahli komputer, perkebunan sawit, dan teknologi hijau, ahli mesin, dan kepenyiaran.

Untuk penerimaan mahasiswa baru tahun 2014, khusus pelajar Indonesia akan mendapatkan diskon (potongan harga) 15 persen dari total biaya pendidikan selama dua tahun yang besarnya mencapai Rp108 juta. Biaya pendidikan per semester Rp25 juta dan dapat dicicil. Biaya pendidikan belum termasuk penginapan yang juga disediakan pihak kampus dengan fasilitas memadai dan harga yang bervariasi sesuai kemampuan.

Biaya penginapan paling mahal Rp8 juta per tahun. Namun ada pula yang murah dengan fasilitas enam ranjang dalam satu kamar.

Khusus pelajar asing, ICATS menyiapkan ICATS west campus yang menyediakan fasilitas penginapan tersebut.

Tenaga mahir

Baharudin menambahkan, setelah selesai pendidikan diploma, jika ada pelajar Indonesia selepas lulus di ICATS tertarik bekerja di Malaysia, maka akan dibantu dalam proses mendapatkan pekerjaan. Namun tetap harus mengikuti prosedur seleksi dan tes sesuai ketentuan yang ada, untuk bisa bekerja di industri tersebut.

Saat ini hingga tahun 2025, Malaysia membutuhkan sekitar 250 ribu tenaga ahli. Peluang tersebut bisa dimanfaatkan lulusan ICATS.

Khusus Sarawak, untuk tahun 2015, diperlukan lima ribu hingga enam ribu tenaga ahli untuk menempati level menengah dengan jenjang karir dan bukan buruh ataupun pekerja kasar untuk bekerja di industri di Bintulu.

"Maka tak menutup kemungkinan pelajar asing bisa juga. Karena dengan jumlah penduduk 2 juta di Sarawak, dan 1 juta di antaranya menetap di Kuching, sedang lainnya tersebar, tak mungkin kebutuhan itu terpenuhi tanpa adanya pekerja asing, termasuk dari Indonesia," katanya.

(N005*Z004)

Pewarta: Nurul Hayat
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014