Jakarta (ANTARA News) - Alih fungsi lahan dan pencemaran menjadi ancaman terbesar bagi kelestarian keragaman hayati, kata Prof Ibnu Maryanto dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

"Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa tapi ancaman kelestariannya juga besar seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk yang membutuhkan lahan untuk permukiman," katanya di Jakarta, Selasa.

Selain itu, ia melanjutkan, bencana alam dan kerusakan lingkungan akibat ulah manusia serta eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan juga bisa mengurangi keanekaragaman hayati.

"Di samping itu juga ada ancaman spesies invasif sehingga spesies asli kita sulit bertahan, juga adanya bencana biologis," tambah dia.

Ibnu mengatakan penurunan keanekaragaman hayati antara lain terlihat pada ragam spesies ikan di Sungai Ciliwung, yang mengalir dari Puncak ke Ciawi, Bogor, Depok, dan Jakarta.

Data LIPI menunjukkan bahwa pada 1910-an jumlah spesies ikan yang hidup di sungai Ciliwung diperkirakan mencapai 187 jenis.

Hasil penelitian soal eksistensi ikan asli Sungai Ciliwung sejak 1910 hingga 2010 menunjukkan laju pengurangan spesies ikan mencapai 92,5 persen.

Saat ini, ia menjelaskan, jenis ikan invasif seperti ikan sapu-sapu (Pterygoplichtys pardalis), bawal (Colossoma macropopum) dan piranha mendominasi daerah sungai tersebut.

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014