Jakarta (ANTARA News) - Asosiasi Serikat Pekerja (Aspek) Indonesia menolak rencana pemerintah menaikkan tarif dasar listrik (TDL) untuk rumah tangga dan industri, serta meminta kebijakan itu dibatalkan.

Dalam pernyataan pers Aspek Indonesia pada Hari Buruh Internasional yang diterima Antara di Jakarta Kamis, Presiden Aspek Indonesia Jaya Santosa mengatakan, penolakan itu merupakan salah satu isu yang diangkat pada May Day kali ini.

Selain itu, katanya, elemen buruh tetap memperjuangkan tiga isu penting yakni tentang jaminan sosial, yang berisikan tentang jaminan kesehatan untuk seluruh rakyat indonesia dan jaminan pensiun untuk seluruh pekerja/buruh formal, kenaikan upah yang layak bagi para buruh/pekerja serta penghapusan pekerja kontrak dan "outsourcing".

Ia mengatakan tidak dapat dipungkiri bahwa undang-undang mengenai jaminan sosial dilatarbelakangi oleh mahalnya biaya kesehatan dan penderitaan para pekerja/buruh pada hari tuanya, karena tidak ada penghasilan yang diterima lagi.

Ketika para elit politik hanya bisa berpangku tangan, sangat beruntung masih ada komponen masyarakat yang peduli untuk memerjuangkan nasibnya, yaitu serikat pekerja/serikat buruh, katanya.

Selain itu, ujar Jaya Santosa, mengenai kenaikan upah, hampir membuat pekerja/buruh tidak berdaya secara ekonomi karena pola hubungan kerja yang sangat rentan dan upah yang murah.

Sudah pasti perjuangan mengenai kenaikan upah dan penghapusan buruh kontrak dan outsourching akan melalui proses yang panjang dan tidak mudah, maka dari itu May Day harus menjadi momentum gerakan buruh Indonesia untuk terus berkonsolidasi, katanya.

Di samping isu-isu tersebut, lanjut dia, masih ada isu lain yang sangat menantang bagi rakyat Indonesia, yaitu "integrasi ekonomi ASEAN" yang akan berlaku pada 2015.

Ia mengatakan ada kesepakatan para kepala pemerintah negara-negara ASEAN dengan Tiongkok, Jepang, Korea, Australia, Selandia Baru dan India, yang memungkinkan masuknya tenaga kerja dari negara-negara tersebut secara bebas ke dalam negeri.

Hal ini setidaknya harus menyadarkan selaku pekerja/buruh, bahwa masuknya tenaga kerja asing ke dalam negeri adalah ancaman yang dapat membuat peluang kerja bagi para pekerja/buruh di negeri ini akan terisi oleh para pekerja asing, katanya.

Sementara itu, ribuan buruh dari berbagai elemen organisasi buruh pada Kamis pagi telah berkumpul di Bundaran Hotel Indonesia (HI) untuk selanjutnya pada pukul 10.00 WIB akan berjalan kaki (long march) menuju Istana Merdeka Jakarta.

Kemudian pada pukul 13.00 WIB akan bergerak lagi menuju Stadion Gelora Bung Karno, dalam rangka menyampaikan sejumlah tuntutan buruh pada peringatan Hari Buruh Internasional.

Pewarta: Arief Mujayatno
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014