Tuntutan pekerja yang minta kenaikan upah secara terus-menerus, jangan sampai membuat investor enggan berinvestasi di Indonesia dan perusahaan yang ada berhenti beroperasi karena tingginya upah pekerja,"
Jakarta (ANTARA News) - Peserta konvensi calon presiden dari Partai Demokrat Dino Patti Djalal mengimbau agar pekerja bersikap lebih realistis mengusulkan kenaikan upah guna menjaga keseimbangan agar investor tetap nyaman berinvestasi di Indonesia.

"Tuntutan pekerja yang minta kenaikan upah secara terus-menerus, jangan sampai membuat investor enggan berinvestasi di Indonesia dan perusahaan yang ada berhenti beroperasi karena tingginya upah pekerja," kata Dino Patti Djalal di Jakarta, Sabtu.

Mantan Duta Besar Republik Indonesia untuk Amerika Serikat ini juga mengingatkan agar pemerintah Indonesia menjaga keseimbangan tersebut, sehingga iklim investasi tetap kondusif.

Menurut dia, pemerintah Indonesia selain "pro-job, pro-growth, and pro-poor" juga harus "pro-business".

Implementasinya, kata dia, selain melindungi kepentingan pekerja, pemerintah juga harus menjaga keseimbangan pengusaha.

Akibat seringnya terjadi tuntutan kenaikan upah dari para pekerja, kata dia, sebagian investor terutama garmen, sudah memindahkan usahanya dari Indonesia ke Vietnam dan Bangladesh.

"Kalau dulu, di toko-toko di Amerika Serikat banyak ditemui pakaian jadi produksi Indonesia, sekarang justru banyak pakaian jadi buatan Vietnam dan Bangladesh," tuturnya.

Menurut Dino, selain tuntutan kenaikan upah, hambatan lainnya yang dihadapi investor adalah pengurusan izin yang lama, masih adanya pungutan liar, serta tingginya harga sewa kontainer di Indonesia.

Pada peringatan hari buruh, 1 Mei lalu, para pekerja mengajukan 10 tuntutan kepada pemerintah antara lain, naikkan upah minimum tahun 2015 sebesar 30 persen dan revisi KHL menjadi 84 item.
(R024/T007)

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014