Jakarta (ANTARA News) - Sebuah liber amicorum atas mendiang peneliti dan pakar Papua, Muridan Satrio Widjojo, bertajuk "Muridan: Kita & Papua" resmi diluncurkan Komunitas Bambu Minggu malam di Jakarta, kurang dari dua bulan selepas kepergian mendiang Muridan 7 Maret 2014 silam.

Liber amicorum adalah istilah untuk menyebut sebuah buku berisi catatan kenangan segenap sahabat, kolega, keluarga, atau orang-orang dekat mengenai seorang tokoh yang dibahas dan adalam buku ini adalah Muridan, peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

"Buku ini memberikan banyak gambaran tentang percakapan-percakapan yang pernah terjadi antara Muridan dengan sahabat-sahabatnya, baik itu di Papua maupun Jakarta," kata Suma Riella Rusdiarti, istri mendiang Muridan saat menyampaikan sambutannya.

Buku tersebut berisikan sedikitnya 30 memoar orang-orang yang memiliki kenangan bersama Muridan, termasuk Riella.

Tokoh-tokoh lain yang mengungkapkan kenanganya tentang Muridan adalah Guru Besar Linguistik Universitas Indonesia Profesor Benny Hoedoro Hoed, sejarawan LIPI Asvi Warman Adam, sejarawan Universitas Colombo Srilanka Nirmal Ranjith Dewasiri, Direktur LSM Imparsial Poengky Indarti dan Dosen Filsafat Universitas Indonesia Rocky Gerung.

Kemudian sejumlah pegiat Hak Asasi Manusia asal Papua seperti Elias Ramos Petege.

"Semenjak ia jatuh sakit, meskipun mengalami rasa sakit yang luar biasa, ia mengajarkan betapa besarnya semangat juangnya, terutama untuk masalah Papua," kata Riella, merujuk komplikasi pemyakit yang diderita Muridan.

Sejarawan JJ Rizal, yang menjadi editor buku ini bersama Wilson Obrigados dan Solahudin, mengaku tidak kesulitan mengumpulkan memoar-memoar dari ke-30 penulis dan merampungkannya dalam waktu kurang dari dua bulan setelah kepergian Muridan.

"Kurang dari dua bulan selesai ini menjadi bukti betapa istimewanya posisi mendiang Mas Muridan ini di antara para kenalannya. Dia itu seorang intelektual publik yang mau terlibat," kata Rizal.

Menurut Rizal pencapaian Muridan lebih dari sekadar sumbangan akademis, tetapi juga tindakan yang menggabungkan advokasi bagi masyarakat Papua dengan gerakannya.

Oleh Gilang Galiartha
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014