Yogyakarta (ANTARA News) - Pendidikan di Indonesia masih bercirikan kolonialisme, yang terlihat dari sikap mental amtenarisme dengan menjadi pegawai negeri sipil sebagai tujuan utama, kata pakar pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Syafii Maarif.

"Tujuan utama sistem pendidikan kolonial adalah mencetak manusia yang penurut, tidak mampu berinisiatif, dan selalu menunggu perintah atau petunjuk atasan serta tidak mau memikul risiko," katanya di Yogyakarta, Senin.

Pada Kongres Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan II, ia mengatakan sikap mental seperti itu masih terus berlanjut.

"Akibatnya daya tampung pegawai negeri sipil (PNS) yang terbatas menjadi ajang rebutan dengan segala sistem pencaloannya yang kumuh dan kasar," kata Syafii.

Menurut dia, kondisi tersebut menyebabkan semangat untuk mandiri dengan menciptakan lapangan kerja sendiri Bangsa Indonesia sangat lemah.

Akibatnya, jumlah penganggur terdidik semakin membengkak dari tahun ke tahun.

Di sisi lain, kata Guru Besar Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) itu, fenomena tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bermasalah di luar negeri juga semakin memprihatinkan.

"Kita jangan diam, kita punya Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 yang harus dirawat dengan baik. Sayangnya sistem pendidikan nasional banyak tidak memasukkan nilai-nilai penting dari keduanya," katanya.

Pewarta: Bambang Sutopo Hadi
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014