New York (ANTARA News) - Harga minyak dunia turun pada Senin (Selasa pagi WIB), setelah laporan manufaktur mengecewakan dari Tiongkok menimbulkan kekhawatiran tentang permintaan minyak mentah, membayangi ketakutan tentang meningkatnya kekerasan dalam krisis Ukraina.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni, berakhir pada 99,48 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, turun 28 sen dari penutupan Jumat pekan lalu, lapor AFP.

Minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Juni turun 87 sen menjadi menetap di 107,72 dolar AS di perdagangan London.

Harga minyak berada di bawah tekanan setelah survei HSBC menunjukkan sektor manufaktur Tiongkok mengalami kontraksi untuk bulan keempat berturut-turut pada April.

Data Tiongkok lebih buruk dari yang diharapkan dan "meningkatkan kekhawatiran bahwa pelambatan ekonomi Tiongkok sedang meluas," kata Eugene McGillian pada Tradition Energy.

Juga menekan pasar turun adalah ekspektasi bahwa Departemen Energi AS akan melaporkan kenaikan lain dalam persediaan minyak komersial AS pada Rabu (7/5), kata Bob Yawger dari Mizuho Securities.

Stok AS mencapai rekor 399,4 juta barel dalam laporan pekan lalu.

Meningkatnya kekerasan di Ukraina, antara nasionalis dan separatis pro-Rusia yang menikmati dukungan Moskow, telah membuat para pedagang khawatir tentang kemungkinan gangguan pasokan bahan bakar regional. Sekitar 30 persen impor minyak dan gas Eropa berasal dari Rusia.

Pada saat yang sama, kata John Kilduff dari Again Capital, ada kekhawatiran tentang apakah krisis yang berkelanjutan akan berdampak pada ekonomi Eropa dan Rusia yang sedang kesulitan.

Krisis Ukraina "memotong dua arah," kata Kilduff. Di satu sisi, ada "kekhawatiran tentang ekspor Rusia" dan pada investor lain ada kekhawatiran dampak ekonomi yang merusak pada Rusia dan Eropa, kata dia.

(Uu.A026)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014