Jakarta (ANTARA News) - Politisi senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) AP Batubara mengusulkan, bakal calon wakil presiden (cawapres) pendamping capres PDIP Jokowi adalah figur yang ahli bidang perekonomian dan berusia muda atau sejajar Jokowi sekitar 53 tahun.

Anggota Dewan Pertimbangan Pusat (Deperpu) PDIP itu kepada pers di Jakarta, Rabu, mengatakan, sebaiknya pendamping Jokowi berusia muda yang dimaksudkan agar pasangan capres dan cawapres PDIP dapat bekerja secara maksimal dalam menghadapi permasalahan ekonomi Indonesia lima tahun mendatang.

Sesepuh PDIP itu menambahkan, kriteria bakal cawapres selain berusia sejajar atau di bawah usia capres Jokowi, serta figur memiliki jiwa dan pemahaman ideologi Pancasila 1 Juni 1945, eknomi kerakyatan dan sistem gotong royong.

Selain itu, capres dan cawapres PDIP juga harus berani bersikap tegas dalam menegakkan hukum, khususnya pemberantasan korupsi, agar APBN sesuai dengan rancangan dan pelaksanakaan program pembangunan serta tidak bocor karena kasus korupsi.

Sebelumnya diberitakan, PDIP mencari pendamping Jokowi sebagai calon wakil presiden bukan semata pada kriteria sipil atau militer, tetapi lebih pada soal kompetensi dan kecocokan figur.

"PDI Perjuangan lebih melihat pada kriteria kelayakan dan bukan pada dikotomi latar belakang sipil dan militer," kata Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristianto.

Menurut Hasto, PDI Perjuangan sampai saat ini masih mencermati kriteria yang dinilai kompeten dan dapat bekerja sama dengan Joko Widodo, tapi belum pada nama figur. Kriteria tersebut, kata dia, adalah figur yang memahami politik, ekonomi, sosial, dan budaya, serta berintegritas tinggi.

Dia menjelaskan figur yang memenuhi kriteria dan dinilai dapat bekerja sama dengan Jokowi bisa berasal dari sipil ataupun militer, sehingga PDIP tidak melakukan dikotomi sipil-militer.

"Sampai saat ini PDI Perjuangan masih membuka komunikasi dengan seluruh partai politik di Indonesia untuk mengusung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden," katanya.(*)

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014