Bandarlampung (ANTARA News) - Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika-Direktorat Pemberdayaan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerjasama dengan relawan teknologi informasi dan komunikasi Provinsi Lampung dan Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya menggelar Sosialisasi Internet Cerdas, Kreatif dan Produktif ("Incakap").

Sosialisasi "Incakap" di aula Pascasarjana IBI Darmajaya, di Bandarlampung, Rabu, diikuti para akademisi (dosen) se-Lampung, termasuk pelajar dan mahasiswa yang mengusung tema "Membangun Budaya Internet Sehat dan Aman (INSAN) Menuju Masyarakat Cerdas, Kreatif dan Produktif".

Program "Incakap" dan INSAN disosialiasikan untuk mengantisipasi dampak negatif internet di kalangan masyarakat, khususnya pemuda dan pelajar selaku pengguna internet tertinggi di Indonesia, ujar Rektor IBI Darmajaya, Dr. Andi Desfiandi, SE, MA, selaku tuan rumah.

Andi menyampaikan terima kasih kepada instansi pemerintah dan stakeholder yang menjadikan IBI Darmajaya sebagai rujukan pelaksanaan sosialisasi Incakap itu.

Menurut dia, selama ini IBI Darmajaya sudah banyak memberikan kontribusi dalam mengenalkan teknologi informasi (IT) ke masyarakat, mulai dari pelatihan IT hingga membangun desa IT melalui program praktik kerja dan pengabdian masyarakat (PKPM).

Sebagai perguruan tinggi berbasis IT, menurut dia, IBI Darmajaya juga menjadi rujukan pemerintah dalam pelaksanaan dan kerjasama IT.

"Di tengah perkembangan teknologi saat ini, memang dibutuhkan formula atau konsep untuk memaksimalkan penggunaan teknologi ke arah yang positif dan meminimalkan dampak negatif yang ditimbulkan. Melalui sosialisasi ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat kepada kita semua agar lebih bijak dalam memanfaatkan teknologi informasi terutama internet," ujar Andi pula.

Direktur Pemberdayaan Informatika Kemenkominfo, Septriana Tangkary, SE, MM, dalam sambutannya mengatakan di Indonesia pengguna internet mencapai 82 juta orang, tertinggi ke-8 di dunia.

Dari jumlah pengguna internet tersebut, 80 persen di antaranya adalah remaja berusia 15--19 tahun, dan Indonesia juga menduduki peringkat 4 besar dunia pengguna facebook tertinggi, katanya lagi.

"Perkembangan teknologi saat ini bagaikan dua mata pisau yang perlu mendapatkan perhatian khusus dari semua elemen. Di balik manfaat internet, tak bisa dipungkiri internet juga menimbulkan banyak mudarat dan dampak yang mengkhawatirkan, mulai dari pornografi, kasus penipuan, dan kekerasan yang semua bermula dari dunia maya," ujarnya pula.

Semua permasalahan tersebut, lanjut Septriana, harus mendapat penanganan serius agar dampak negatif dari internet dapat diminimalkan.

Dalam hal ini, katanya pula, pemerintah mencanangkan Program INSAN agar masyarakat mengetahui cara menggunakan internet, pemanfaatannya dan dampak yang ditimbulkan.

Kadiskominfo Provinsi Lampung, Rifki Wirawan, melalui Kabid Kominfo, Noverdy Yusuf, menuturkan dalam menanggulangi efek negatif internet, pemerintah tidak dapat bekerja sendiri, tetapi dibutuhkan peran serta masyarakat khususnya di lingkungan keluarga.

"Keluarga memegang peranan penting dalam meminimalkan dampak buruk dari internet. Dibutuhkan keterlibatan orang tua untuk mendampingi dan mengedukasi anak-anak dalam memanfaatkan internet. Kepada peserta yang hadir dalam sosialisasi juga diharapkan bisa menularkan ilmu yang telah didapat kepada masyarakat luas," ujar Noverdy lagi.

Sosialisasi dilakukan dalam bentuk diskusi panel dengan tiga narasumber, yakni istri Menteri Kominfo, Sri Rahayu, Staf Ahli Menkominfo Bidang Politik dan Keamanan, Budi Priyono, dan dari Yayasan Kita dan Buah Hati, Hilman Al Madani, dengan moderator dosen IBI Darmajaya yang juga relawan TIK Lampung, M Said Hasibuan, SKom.(*)

Pewarta: Budisantoso Budiman
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014