Demokrasi kita sudah menjadi industri. Lembaga survei merilis hasil penelitiannya membentuk opini untuk memengaruhi publik,"
Jakarta (ANTARA News) - Rumah Indonesia yang diinisiasi sejumlah organisasi buruh, guru, tenaga honorer, tenaga alih daya, pedagang, serta petani dan nelayan untuk mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada Pemilu 2014 menyatakan demokrasi Indonesia sudah terbeli.

"Demokrasi kita sudah menjadi industri. Lembaga survei merilis hasil penelitiannya membentuk opini untuk memengaruhi publik," kata Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal saat pendeklarasian "Rumah Indonesia" di Auditorium Adhyana, Wisma Antara, Jakarta, Jumat.

Said mengatakan bahwa di luar negeri juga ada lembaga survei yang acap kali merilis hasil penelitiannya terkait dengan demokrasi dan proses pemilihan umum di negara tersebut.

"Di luar negeri rakyatnya sudah lebih cerdas. Di Indonesia, rakyatnya masih banyak yang belum cerdas sehingga mudah dipengaruhi hasil survei," tuturnya.

Namun, Said menganggap lembaga survei tetap diperlukan. Dia setuju tetap ada survei kalau survei tersebut digunakan untuk mengukur atau memperkirakan sebuah fenomena.

"Buktinya, hasil survei yang muncul sebelum pemilu anggota legislatif banyak yang salah. Partai Islam dan Partai Demokrat dikatakan akan hancur. Ternyata partai Islam suaranya justru naik, Partai Demokrat juga masih mendapat suara signifikan," katanya.

Meski begitu, dia cukup merasa senang ada lembaga survei yang menyebutkan bahwa ada salah satu bakal calon presiden yang popularitasnya menurun, sementara popularitas Prabowo yang didukung "Rumah Indonesia" mulai meningkat.

Said mengatakan bahwa "Rumah Indonesia" sudah didirikan di Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Barat.

Beberapa organisasi yang tergabung dalam "Rumah Indonesia", antara lain KSPI, Federasi Serikat Pekerja (FSP) BUMN Bersatu, Front Pembela Honorer Indonesia, Serikat Pekerja Migran Indonesia, dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
(D018/D007)

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014