Medan (ANTARA News)- Produksi jagung Sumatera Utara pada triwulan I 2014 turun 7,27 persen dampak bencana erupsi Gunung Sinabung tahun lalu dan cuaca ekstrem.

"Dari triwulan I 2013, sebanyak 377.541 ton, maka periode sama 2014 tinggal 350.100 ton," kata Kepala Sub Bagian Program Dinas Pertanian (Distan) Sumut Lusyantini, di Medan, Sabtu.

Bencana erupsi Sinabung dan cuaca ekstrem selain membuat tanaman jagung mengalami kerusakan bahkan fuso, juga berdampak pada penanaman menurun drastis.

Pada triwulan I 2014 misalnya, luas tanam turun 38,08 persen menjadi 39,872 hektare dari 64.395 hektare di periode sama tahun lalu.

Lusyantini mengakui, dampak erupsi Sinabung dan cuaca ekstrem membuat sedikitnya 443, 5 hektare lahan jagung di Sumut rusak. Dari 443,5 hektare, seluas 46 hektare di Karo mengalami puso.

Selain di Karo, kerusakan tanaman jagung juga terjadi di Dairi dan Langkat.

"Pemerintah sedang berupaya menangani kerusakan dan terjadinya puso pada tanaman jagung di Sumut," katanya.

Penanganan mulai dari pemberian bantuan pestisida hingga bibit baru untuk penanaman ulang.

Anggota DPD RI asal Sumut, Parlindungan Purba meminta Pemerintah hati-hati menyikapi turunnya produksi jagung.

"Pembukaan kran impor jagung mungkin tidak terelakkan untuk menutupi kebutuhan khususnya pabrik pakan ternak, tetapi jangan sampai impor menekan harga jual petani,"katanya.

Kalau harga jual anjlok, dikhawatirkan petani enggan bertanam jagung kembali dan itu membahayakan karena semakin menimbulkan ketergantungan akan pasokan dari asing.

Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014