Florida (ANTARA News) - Para pejabat kesehatan Amerika Serikat Senin mengatakan kasus kedua MERS, virus mematikan pertama kali ditemukan di Timur Tengah pada tahun 2012, telah ditemukan di negara bagian Florida.

Pusat AS untuk Pengawasan dan Pencegahan Penyakit (CDC) menegaskan kehadiran virus itu, yang dikenal secara resmi sebagai Sindroma Pernafasan Timur Tengah, dengan para pejabat kesehatan Florida, lapor Reuters.

CDC mengatakan dalam satu pernyataan, kasus itu adalah contoh kedua MERS "diimpor", yang berarti seorang musafir tertular virus itu di negara lain dan dibawa ke AS.

Pertama, impor kasus tersebut melibatkan seorang pria yang terbang dari Arab Saudi dan bepergian ke Indiana pad awal bulan ini.

Pasien dalam kasus itu, seorang pekerja kesehatan AS yang tinggal dan bekerja di Arab Saudi, terbang dari Riyadh ke London dan kemudian Chicago, sebelum naik bus ke Highland, Indiana.

Dia kemudian mulai mengalami gejala demam, sesak napas, dan mencari perawatan di Rumah Sakit Komunitas di Munster, Indiana.

Setelah mengkonfirmasi pasien itu memiliki MERS, para pejabat CDC, negara dan rumah sakit menelusuri semua pekerja dengan siapa dia melakukan kontak, dan semua sejauh ini diuji negatif untuk virus itu.

CDC juga telah memeriksa penerbangan dan bus yang dinaiki untuk melihat apakah pria itu membuat orang lain terinfeksi selama perjalanannya dan sejauh ini tidak muncul bukti bahwa sesama penumpang itu terinfeksi.

Pasien itu sekarang sudah bebas dari virus tersebut dan dibebaskan dari rumah sakit Jumat.

Namun, pekerja rumah sakit itu tetap dalam isolasi rumah sampai akhir masa inkubasi 14 hari,ketika mereka akan diperiksa ulang untuk virus tersebut.

Meskipun virus MERS telah menunjukkan ditularkan dari orang ke orang dan petugas kesehatan, ternyata tidak mudah ditularkan kepada masyarakat secara keseluruhan.

Para pejabat Saudi Jumat mengatakan bahwa jumlah orang yang terinfeksi MERS di negara tersebut telah Mencapai 473.

Korban tewas akibat virus tersebut diidentifikasi 133 sejak dua tahun yang lalu, menurut Kementerian Kesehatan Arab Saudi.


Penerjemah: Askan Krisna

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014