Jakarta (ANTARA News) - Pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA mengungkapkan alasan dirinya mendukung Jokowi lebih karena ideologi, yaitu karena ada kesamaan paham kebangsaan, khususnya terkait dengan semangat yang melekat pada Jokowi tentang konsep keberagaman.

"Dia lah Capres yang saya amati memiliki kesungguhan untuk mewujudkan  program berkesinambungan tentang indahnya warna-warni Indonesia. Yaitu, Indonesia yang harus tetap hidup dengan aneka keberagaman suku, agama, etnis dan budayanya," kata Denny JA dalam keterangan pers di Jakarta, Kamis.

Menurut Denny, Indonesia yang warna-warni adalah mimpi pendiri negara ini dan juga mimpi bangsa Indonesia. Sehingga Indonesia tak boleh jatuh ke tangan pemimpin yang punya potensi merusak dan menganggu kesinambungan semangat keberagaman negeri ini.

Dalam kontek itulah, lanjut Denny, dia dan sejumlah aktivis gerakan "civil society" mencoba ambil bagian dalam ikut serta mewujudkan mimpi besar tersebut dalam sebuah gerakan "Ayo Majukan Indonesia."

"Ini merupakan gerakan sosial yang tanpa pamrih jabatan dan jauh dari segala tuntutan yang bersifat material kecuali untuk tetap berdirinya 'Indonesia Tanpa Diskriminasi'," ujarnya.

Denny menegaskan, terlalu penting agenda pemilihan presiden 2014 jika hanya diserahkan kepada segelintir elit politik negeri ini. Semua pihak harus aktif ambil bagian karena ini menyangkut nasib bangsa Indonesia ke depan.

Melalui gerakan "civil society" itu, Denny mengajak seluruh elemen negeri ini untuk terlibat dengan caranya masing-masing. misalnya, sebagai petani, silahkan ekspresikan dukungan itu dengan caranya sendiri. Termasuk, yang dilakukan dirinya, yaitu selaku Kordinator gerakan sosial "Ayo Majukan Indonesia" yang juga  aktif di dunia sastra mencoba mengekspresikan dukungan tersebut dalam bentuk puisi.

Menanggapi pertanyaan apakah Pilpres berlangsung satu putaran atau dua putaran, Denny berpendapat, jika Golkar akhirnya resmi berkoalisi dengan PDI Perjuangan dan mendukung Capres Jokowi, Pilpres akan  berlangsung satu putaran dan Jokowi pemenangnya.

Namun, jika sampai muncul tiga pasang capres, bisa jadi dua putaran karena capres yang ketiga ini kemungkinan berpotensi memecah suara baik Jokowi maupun Prabowo. Namun, lepas dari itu semua, kata Denny, nasib siapapun capresnya akan sangat ditentukan oleh masih tingginya massa mengambang, yaitu sekitar 40 persen sesuai hasil survei LSI, 4--9 Mei 2014.

"Ini angka yang masih cukup tinggi untuk bisa diperebutkan oleh capres manapun. Siapa yang bisa mengambil paling banyak suara massa mengambang itu, dia lah pemenangnya. Nah, saya secara pribadi berharap adanya sebuah gerakan atau program yang bisa mendorong partisipasi publik. Saya tentunya dengan cara saya dan teman-teman civil society lainnya mencoba untuk mengambil bagian ini agar Pilpres bisa satu putaran agar pemerintahan baru ini bisa secepatnya berjalan," demikian Denny JA.(*)

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014