Sekarang justru sulit terlihat tanda-tanda apakah unggas terpapar flu burung atau tidak. Tiba-tiba mati dan posistif terkena virus H5N1
Yogyakarta (ANTARA News) - Kasus Flu Burung pada unggas di Daerah Istimewa Yogyakarta pada periode Januari-Mei 2014 dinilai masih tergolong tinggi, meskipun cenderung lebih rendah dibanding pada 2013.

"Masih tingginya kasus flu burung disebabkan anomali cuaca yang mendorong virus H5N1 tumbuh subur," kata Koordinator Unit Respon Cepat Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) Dinas Pertanian DIY, Tri Wahana Adiwijaya di Yogyakarta, Jumat.

Menurut dia, pada periode 12-16 Mei 2014 saja telah dilaporkan 131 kasus unggas mati karena positif terpapar virus H5N1. Jumlah unggas mati terpapar virus H5N1 tersebut ditemukan di Kota Yogyakarta 6 ekor, Kabupaten Bantul 25 ekor, dan Kabupaten Gunung Kidul 100 ekor.

"Kasus flu burung ini meningkat dari bulan sebelumnya (April) yang hanya dilaporkan 42 kasus," kata Tri Wahana.

Ia memerkirakan, kasus flu burung akan mengalami penurunan apabila DIY telah benar-benar memasuki musim kemarau secara dominan.

"Saat benar-benar kemarau tiba, kemungkinan tren-nya akan menurun. Panas yang tinggi tentu menyebabkan virus-virus di udara mati," kata dia.

Menurut Tri, sejak 2003 hingga saat ini, DIY masih dinyatakan berstatus endemik flu burung. Suatu daerah dunyatakan tidak berstatus endemik apabila selama kurun enam bulan secara berturut-turut sama sekali tidak terjadi kasus kematian unggas akibat flu burung.

Sementara itu, ia mengatakan, virus penyebab flu burung saat ini cenderung memiliki tingkat keganasan lebih tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnnya. Hal itu, menurut dia, disebabkan partikel virus yang selalu mengalami perkembangan.

"Sekarang justru sulit terlihat tanda-tanda apakah unggas terpapar flu burung atau tidak. Tiba-tiba mati dan posistif terkena virus H5N1," kata dia.

Dengan demikian, ia mengimbau kepada peternak agar tetap memperhatikan dan menjaga kondisi unggas secara intensif selama masa anomali cuaca seperti saat ini.

Untuk menekan kasus flu burung di DIY, menurut dia, Dinas Pertanian telah mendistribusikan 1.500 liter disinfektan ke lima kabupaten/kota.

"Bagi masyarakat juga kami imbau agar tidak membeli unggas hidup secara sembarangan di pasar, sebab unggas di pasar yang berasal dari berbagai daerah belum dapat dipastikan kondisi kesahatannya," kata dia. 

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014