... tidak ada pemilu yang sekompleks dan serumit di Indonesia, calonnya banyak dan balihonya banyak... "
Wonosobo, Jawa Tengah (ANTARA News) - Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor, Nusron Wahid, menilai sudah saatnya sistem pemilu anggota legislatif diperbaiki agar berlangsung lebih sederhana dan mudah dipahami semua kalangan masyarakat.

"Saya sudah pernah terlibat pemantauan pemilu di 17 negara dan tidak ada pemilu yang sekompleks dan serumit di Indonesia, calonnya banyak dan balihonya banyak," katanya, di Wonosobo, Sabtu.

Ia mengatakan hal tersebut dalam dialog publik pada Konferensi Wilayah GP Ansor Jawa Tengah, di Universitas Sains Alquran Wonosobo, Jawa Tengah.

"Meskipun rumit sudah bisa sukses seperti ini luar biasa. Terima kasih KPU. Kemarin saya membayangkan akan kacau balau, ternyata tidak," katanya.

Ia mengatakan, dengan sistem pemilu seperti ini kalau terjadi di Srilanka mungkin sudah terjadi pukul-pukulan. Untung hanya terjadi di Indonesia.

"Ke depan saya setuju kalau sistem pemilu sudah saatnya diubah, kalau perlu kembali pada proposional murni yang dulu, tetapi itu menciptakan oligarki hanya pejabat-pejabat politik yang bisa menikmati atau dengan sistem distrik sekalian seperti yang ada di Eropa atau Amerika Serikat, calonnya sedikit modelnya head to head seperti model pilkades," katanya.

Ia mengatakan satu kursi direbutkan sekitar empat orang dan satu partai satu calon, tidak satu partai 12 orang.

"Inilah proses transisi menuju demokrasi yang sedang mencari bentuk, bangsa mana pun pernah mengalami seperti ini. Bagaimanapun juga pemilihan langsung jauh lebih baik dari pada menggunakan pendekatan perwakilan," katanya.

Ia mengatakan, dengan sistem perwaqalaqn seperti dulu bupati dipilih oleh DPRD kadang-kadang yang dipilih bukan jagonya rakyat atau bukan yang dikehendaki rakyat dan ketika masyoritas rakyat ingin menggantinya tidak bisa.

"Memang pemilihan yang berlangsung saat ini belum sempurna tetapi suatu saat dengan berjalannya waktu pasti akan mencapai titik kesempurnaan," katanya.

Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014