Surabaya (ANTARA News) - Asosiasi Perusahaan CNG Indonesia (APCNGI) Wilayah Jawa Timur menyiapkan sebanyak 32 Daughter Station (Mobile Refuelling Unit/MRU) guna memenuhi segala kebutuhan bahan bakar gas (BBG) masyarakat provinsi ini.

"Bagi konsumen BBG yang tidak tahu lokasi MRU tersebut, mereka tak perlu bingung. Apalahi, kini telah berkembang alat berteknologi khusus yang diproduksi perusahaan penyedia digital konverter kit di Surabaya," kata Anggota APCNGI Wilayah Jatim, Martono dihubungi dari Surabaya, Senin.

Digital konventer kit yang dimaksud Martono berfungsi menampilkan jumlah BBG yang tersedia di dalam tangki.

"Melalui alat itu maka pengguna kendaraan bermotor ber-BBG bisa memperkirakan jarak tempuh yang harus dicapai dengan sisa BBG yang masih ada," ujarnya.

Selain itu, jelas dia, alat tersebut dapat mengukur jarak SPBG atau "MRU terdekat dengan kendaraan pengguna. Hal tersebut, bisa diketahui dari "dashboard GPS Map" yang terintegrasi dengan sejumlah perangkat di masing-masing kendaraan bermotor.

"Kami yakin, dengan mengoptimalkan program konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) mampu mengurangi subsidi Rp795 miliar dari total subsidi komoditas tersebut di Jatim Rp9,07 triliun," ucapnya.

Ketua Asosiasi Perusahaan CNG Indonesia (APCNGI) Wilayah Jawa Timur, Puspito N Buntoro memperkirakan, penghematan subsidi BBM itu dapat terwujud di wilayah ini sekitar 10 bulan mendatang.

Dia mengemukakan  saat ini APCNGI telah mengoperasikan sebanyak 16"Mother Station" (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas/SPBG).

"Bahkan, kami bersama pihak Pertamina, PGN, Hiswana Migas, dan APCNGI telah menyiapkan tenaga ahli untuk kendaraan ber-BBG, menyediakan bengkel konversi, perawatan termasuk suku cadang, serta menambah jumlah SPBG di Jatim," katanya.

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014