Selama ini tujuan akhir reformasi belum sepenuhnya tercapai. Pada awalnya tujuan reformasi pada 1998 cukup beragam, mulai dari menurunkan Presiden Soeharto, pemberantasan korupsi, kolusi, nepotisme, revolusi hingga menentang militerisme,"
Yogyakarta (ANTARA News) - Kepemimpinan mendatang diharapkan bisa membawa Indonesia ke arah yang lebih baik sebagaimana cita-cita reformasi, kata pengamat politik Universitas Gadjah Mada Ichlasul Amal.

"Selama ini tujuan akhir reformasi belum sepenuhnya tercapai. Pada awalnya tujuan reformasi pada 1998 cukup beragam, mulai dari menurunkan Presiden Soeharto, pemberantasan korupsi, kolusi, nepotisme, revolusi hingga menentang militerisme," katanya di Yogyakarta, Selasa.

Namun, kata dia pada diskusi "Peringatan 16 Tahun Reformasi", tujuan akhirnya belum ada. Reformasi dan demokrasi yang berjalan saat ini belum ada tujuan akhirnya.

"Seiring lahirnya reformasi, demokrasi, dan desentralisasi, tindak pidana korupsi banyak terjadi di daerah. Untuk itu peran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) perlu ditingkatkan lagi," katanya.

Menurut dia, konsep demokrasi yang sedang berlangsung saat ini khususnya yang menyangkut hubungan antara eksekutif dan legislatif masih belum seimbang.

"Saya rasa harus seimbang antara eksekutif dan legislatif. Kalau legislatifnya yang lebih kuat, korupsi masih akan banyak terjadi," kata mantan Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) itu.

Ia mengatakan dengan kondisi tersebut masyarakat masih harus bersabar untuk bisa merasakan "buah" dari reformasi.

"Namun, langkah-langkah menuju perbaikan saat ini sudah mulai terlihat dan dirasakan hasilnya seperti hadirnya KPK, kebebasan berpendapat, militer yang tidak lagi sewenang-wenang, dan perbaikan sistem keuangan negara," katanya.
(B015/M008)

Pewarta: Bambang Sutopo Hadi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014