Ini sesuai dengan hasil survei yang dilakukan oleh BI, alasan dari dilakukannya kelonggaran kebijakan tersebut karena menguatnya permintaan kredit,"
Semarang (ANTARA News) - Bank umum di Jateng melonggarkan kebijakan pinjaman untuk mendukung aktivitas bisnis pada triwulan II tahun 2014, kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Wilayah V Sutikno.

"Ini sesuai dengan hasil survei yang dilakukan oleh BI, alasan dari dilakukannya kelonggaran kebijakan tersebut karena menguatnya permintaan kredit," katanya di Semarang, Rabu.

Sutikno mengatakan kebijakan tersebut akan dilakukan secara terukur untuk menghindari meningkatnya rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL).

Bank umum di Jateng pada triwulan II 2014 menargetkan penyaluran kredit tumbuh 18,70 persen atau lebih tinggi dibandingkan dengan target penyaluran kredit triwulan sebelumnya sebesar 16,96 persen.

"Ekspektasi terhadap peningkatan kondisi perekonomian Jateng pada triwulan II ini tampaknya telah memberikan keyakinan kepada bank untuk meningkatkan ekspansi kredit," katanya.

Kebijakan pelonggaran pinjaman diberlakukan untuk semua jenis kredit dengan sebagian besar target pangsa penyaluran kredit masih diarahkan kepada kredit modal kerja dan kredit konsumsi, masing-masing 72,4 persen dan 25,5 persen.

Untuk kredit investasi ditargetkan 2,1 persen dari rencana penyaluran kredit.

Hal tersebut, katanya, memperlihatkan di tengah ketatnya persaingan usaha dan kondisi perekonomian global yang belum sepenuhnya pulih, bank lebih berminat menyalurkan kredit dengan durasi waktu yang pendek.

"Hal ini dikarenakan selain memiliki prospek ekonomi yang cukup menguntungkan, kredit jangka pendek juga memiliki risiko relatif rendah," katanya.

Sutikno mengatakan survei yang sama juga mengindikasikan adanya potensi peningkatan belanja konsumen pada triwulan II yang dibiayai dari pinjaman sebagaimana tercermin pada target penyaluran kredit konsumsi yang relatif tinggi.

"Kredit untuk pembelian rumah atau properti lain diperkirakan masih akan mendominasi permintaan kredit konsumsi dengan pangsa mencapai 72,1 persen disusul kemudian kredit multiguna dan kredit tanpa agunan 23,3 persen," katanya.

Selebihnya permintaan kredit terdiri atas pembelian kendaraan bermotor dan pinjaman pada kartu kredit masing-masing 2,3 persen.

Alasan lain dilakukannya pelonggaran batas pinjaman kartu kredit, katanya, menandakan bahwa perekonomian Jateng diekspektasikan tumbuh lebih baik.

"Namun untuk menekan kredit bermasalah di sisi lain bank juga melakukan pengereman kredit pembelian kendaraan bermotor yang tercermin dari penurunan target penyaluran kredit menjadi 2,3 persen dari triwulan sebelumnya 5,56 persen," katanya.
(KR-AWA/M029)

Pewarta: Aris Wasita Widiastuti
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014