Para pendidik jangan hanya terpaku dan terpukau oleh disiplin ilmunya semata dengan sistem gaji yang semakin baik. Perguruan tinggi jangan sampai tiarap di tengah pusaran politik kekuasaan yang tunamoral dan tidak mendidik,"
Yogyakarta (ANTARA News) - Para pendidik yang tidak menghiraukan betapa runyamnya situasi sosio-kultural bangsa ini harus meluaskan cakrawala wawasan, bacaan, dan radius pergaulan, kata Guru Besar Universitas Negeri Yogyakarta Ahmad Syafii Maarif.

"Para pendidik jangan hanya terpaku dan terpukau oleh disiplin ilmunya semata dengan sistem gaji yang semakin baik. Perguruan tinggi jangan sampai tiarap di tengah pusaran politik kekuasaan yang tunamoral dan tidak mendidik," katanya di Yogyakarta, Rabu.

Pada pidato Dies Natalis Ke-50 Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), ia mengatakan kaum pendidik harus memasang telinga ke bumi Nusantara agar mengerti masalah apa yang sedang terjadi di republik ini, dan turut serta mencari solusinya.

Menurut dia, pusat-pusat pendidikan yang mengerti tentang masalah keindonesiaan adalah tempat terbaik untuk mencetak pemimpin yang peka terhadap permasalahan bangsa dan berkarakter.

"Pemimpin yang peka dengan karakter ibarat baja yang mengabdi untuk kejayaan bangsa dan negara tidak akan memberi peluang kepada pihak asing dan agen-agennya untuk mengatur perjalanan bangsa dan negara tercinta ini," kata mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu.

Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Paku Alam IX mengatakan daya saing suatu bangsa dapat dibangun dengan baik jika ditopang oleh perguruan tinggi yang bagus dan kuat, yang mampu melahirkan orang terdidik, mahir, dan berkeahlian.

"Dalam konteks globalisasi, pendidikan tinggi memainkan peran sentral dalam membangun masyarakat berpengetahuan. Hal itu tercermin pada munculnya masyarakat terdidik dan kaum pofesional yang menjadi kekuatan penentu kemajuan bangsa," katanya.

Menurut dia, perguruan tinggi mempunyai peran penting sebagai basis produksi, diseminasi, dan aplikasi ilmu pengetahuan serta inovasi teknologi.

"Perguruan tinggi juga mempunyai tugas utama sebagai institusi yang bertanggung jawab mengajarkan kebenaran dan membangun nilai-nilai baru sehingga dapat meningkat dari teaching learning university menjadi research university," katanya.

Rektor UNY Rochmat Wahab mengatakan dalam usianya yang setengah abad, UNY semakin memantapkan dirinya untuk menuju "World Class University" yang dilandasi nilai-nilai ibadah dan kekhalifahan, serta keunggulan lokal.

"Untuk meneguhkan visi itu Dies Natalis Ke-50 UNY menetapkan tema Memantapkan Pendidikan Karakter untuk Menghasilkan Insan Bermoral, Humanis, dan Profesional," katanya.

Tema itu memiliki pesan bahwa UNY yang berkomitmen untuk "leading in character education" pada saat ini ingin memantapkan sistem pendidikan karakter, yang tidak hanya pada tataran konsep, melainkan juga pada tataran perilaku.

"Kami menyadari tidak mudah membangun pendidikan karakter yang memiliki efektivitas yang tinggi karena pencapaian keberhasilan pendidikan karakter tidak selalu mulus jalannya," katanya.

(B015/M008)

Pewarta: Bambang Sutopo Hadi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014