Jakarta (ANTARA News) - Terkait suasana politik yang kurang kondusif di Thailand, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) mengeluarkan beberapa peringatan bagi para warga Indonesia (WNI) yang akan berkunjung ke atau sedang berada di negara gajah putih itu.

Pada 22 Mei 2014 pukul 17.00, Angkatan bersenjata Thailand mengumumkan pengambilalihan kekuasaan dari pemerintahan negara mulai pukul 16.30.

Sejak saat itu pun ada pemberlakuan jam malam di Thailand, yakni dari pukul 22.00 malam hingga 05.00 pagi (waktu setempat).

Sehubungan dengan kondisi tersebut dan untuk mengantisipasi situasi politik yang semakin tidak menentu, KBRI Bangkok meminta agar seluruh WNI memperhatikan hal-hal sebagai berikut.

Pertama, jauhi tempat-tempat demonstrasi atau titik berkumpulnya massa, terutama pada malam hari, dan tetap memantau perkembangan situasi di sekitar secara seksama. Selain itu, bila melihat pergerakan massa, sebaiknya segera menghindar ke tempat yang lebih aman.

Kedua, untuk para turis (WNI) yang sedang berada di Thailand, jangan meninggalkan tempat tinggal atau penginapan anda jika tidak ada keperluan mendesak, terutama pada malam hari.

Ketiga, hindari penggunaan atribut atau pakaian berwarna merah, kuning, dan hitam yang bisa disalahtafsirkan sebagai anggota atau bagian dari kelompok tertentu di Thailand yang sedang bertikai. 

Keempat, anda harus selalu membawa kartu identitas diri di mana pun berada.

Kelima, anda perlu mengikuti perkembangan informasi selanjutnya dari KBRI Bangkok dari waktu ke waktu.

Bila anda mengalami masalah terkait kondisi di Thailand, segera hubungi KBRI Bangkok.

Nomor telepon yang dapat dihubungi adalah: 0929-031103; 0929-951595; 0929-951596, dan website KBRI Bangkok di www.kemlu.go.id/bangkok, atau www.facebook.com/komunitas indonesia di thailand.

Saat ini KBRI Bangkok telah membentuk tim bekerjasama dengan masyarakat dan mahasiswa Indonesia untuk memberikan informasi dan bantuan yang diperlukan bagi WNI terkait situasi politik yang sedang berlangsung di Thailand, khususnya Bangkok.

Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014