Sarung Donggala begitu dikenal, tetapi sayangnya belum dilirik sebagai industri yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Palu (ANTARA News) - Generasi baru penenun sarung tenun Donggala, Sulawesi Tengah, semakin langka sehingga Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Sulawesi Tengah kesulitan mencari tenaga untuk dibekali keterampilan warisan budaya tersebut.

"Kalau instruktur sudah ada beberapa orang yang siap. Hanya saja kita terkendala peserta untuk diberikan keterampilan," kata Nur Ali, seorang instruktur di pusat pelatihan tenun rumah pintar di Palu, Jumat.

Saat ini rumah pintar yang diresmikan Wakil Presiden Boediono pada Desember 2013 tersebut baru memiliki dua orang peserta yang setiap hari diberikan penguatan keterampilan menenun.

Keduanya adalah Lesnur dan Ani, dua ibu rumah tangga dari Desa Watusampu, salah satu desa yang dulunya menjadi pusat tenun Sarung Donggala.

Nur Ali mengatakan Rumah Pintar masih terus mencari generasi baru yang siap untuk diberikan keterampilan menenun karena belakangan ini penenun umumnya dilakoni generasi tua.

"Harapan kami semakin banyak yang bisa menenun maka semakin baik pula kemajuan sarung tenun Donggala ini," katanya.

Dia mengatakan upaya Dekranasda dalam melestarikan dan mengembangkan sarung tenun Donggala merupakan kesempatan bagi generasi baru yang ingin belajar tenun.

Nur Ali sendiri merupakan keluarga yang dibesarkan dari lingkungan penenun sarung Donggala. Ayahnya Hamidan sudah menjadi penenun sejak tahun 1950-an di Jalan Jambu, Kota Palu.

"Sarung tenun Donggala ini selalu pasang surut. Tahun 1980-an sarung Donggala bangkit karena ada dua pengusaha. Tahun 1990-an mulai redup. Sekarang baru mulai bangkit lagi," katanya.

Ketua Dekranasda Sulawesi Tengah Zalzulmida Djanggola mengatakan dirinya berharap sarung tenun Donggala yang selama ini dikenal sebagai warisan kebudayaan masyarakat terus eksis dan berkembang.

Zalzulmida mengatakan Dekranasda berharap sarung Donggala menjadi sebuah industri yang pesat di tengah hebatnya industri tekstil saat ini.

"Sarung Donggala begitu dikenal, tetapi sayangnya belum dilirik sebagai industri yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya.

Dia mengatakan untuk membantu para pengrajin, Dekranasda menyediakan benang khusus yang didatangkan dari pulau Jawa sehingga semakin mempercepat proses pembuatan sarung Donggala karena bahan baku selalu tersedia.
(A055)

Pewarta: Adha Nadjemuddin
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014