Temanggung (ANTARA News) - Kirab puluhan tumpeng mewarnai rangkaian "Rhythm of Temanggung" di Kledung Pass Rest Area yang terletak di antara lereng Gunung Sumbing dan Sindoro, Temanggung, Jawa Tengah, Sabtu.

Sebanyak 20 tumpeng dari 20 kecamatan di Kabupaten Temanggung tersebut dibawa oleh perwakilan dari berbagai kecamatan diiringi oleh camat dan para lurah/kepala desa.

Di antara tumpeng tersebut terdapat satu "gunungan" besar yang terbuat dari sayur-mayur dan hasil bumi dari Kecamatan Kledung, tuan rumah penyelenggaraan kegiatan tersebut.

Selain kirab tumpeng dalam acara "umbul donga" tersebut, kegiatan "Rhythm of Temanggung" juga digelar pergelaran seni budaya, dan pentas musik.

Ketua panitia yang juga Wakil Bupati Temanggung, Irawan Prasetyadi, mengatakan kegiatan ini sesuai dengan visi misi bupati, yakni meningkatkan pariwisata di Temanggung.

"Kegiatan ini juga sebagai bentuk perjuangan bupati dan masyarakat Temanggung dalam pertembakauan," katanya.

Ia mengatakan, dalam Rhythm of Temanggung ini juga dibuat simbol-simbol dengan kuda lumping bertelinga daun tembakau, Kuda lumping sebagai salah satu kesenian tradisional di Temanggung dan tembakau merupakan komoditas unggulan yang dihasilkan dari bumi Temanggung.

"Ini semua mencerminkan tentang pertembakauan karena kami menyadari bahwa masyarakat Temanggung tidak bisa terlepas dari masalah pertembakauan," katanya.

Ia berharap dengan adanya kegiatan ini akan membawa dampak yang sangat luas, paling tidak skala nasional dan internasional akan mengetahui bahwa ada suatu tempat di bernama Temanggung ini masyarakatnya sangat tergantung pada tembakau.

"Kami harapkan kebijakan-kebijakan pusat akan memikirkan kalau sudah tahu ternyata ada suatu tempat yang sangat indah yang masyarakatnya tergantung pada tembakau," katanya.

Ia mengatakan kegiatan ini juga berkaitan dengan Hari Kebangkitan Nasional, maka dirinya berharap agar para camat dan kepala desa/lurah sebagai ujung tombak pembangunan, memiliki semangat kebersamaan untuk mendukung pembangunan Temanggung.

Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014