Sekjen PBB ataupun teman-teman saya di internasional berharap setelah saya tidak menjadi presiden masih aktif berkontribusi dalam urusan internasional, saya merespon dengan positif pula meskipun tidak terpikir dan berkehendak untuk memimpin organisas
Manila (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan dirinya tidak berpikir akan aktif memimpin organisasi internasional pascamenyelesaikan tugasnya atau pensiun sebagai kepala negara/pemerintahan.

"Sekjen PBB ataupun teman-teman saya di internasional berharap setelah saya tidak menjadi presiden masih aktif berkontribusi dalam urusan internasional, saya merespon dengan positif pula meskipun tidak terpikir dan berkehendak untuk memimpin organisasi internasional apapun," kata Presiden di Manila, Sabtu.

Ia mengatakan banyak yang menawarkan dan menilai jika dirinya tepat memimpin suatu organisasi internasional.

"Saya katakan saya bisa berkontribusi ke dalam persoalan internasional tanpa saya harus memimpin organisasi internasional apapun karena tentu orang seperti saya setelah 10 tahun memimpin negeri ini tentu akan tetap peduli pada kepentingan rakyat kita, kepentingan negara kita," katanya.

Ia juga mengatakan apabila pemimpin mendatang bersedia sekali-sekali bertukar pikiran dan berkonsultasi, maka hal itu juga dapat menjadi jalan untuk memikirkan masa depan negara dan rakyat.

"Itu kewajiban moral saya...saya mendoakan saya berharap apa yang menjadi harapan masyarakat Indonesia itu bisa dipenuhi karena semuanya untuk masa depan bangsa dan negara yang kita cinta," katanya.

Dalam kunjungannya ke Manila, Filipina, Presiden Yudhoyono menghadiri dua agenda utama, kunjungan resmi kenegaraan dan menghadiri pertemuan Forum Ekonomi Dunia Regional Asia Timur.

Dalam kunjungan kenegaraan, Presiden Yudhoyono disambut oleh Presiden Filipina Benigno S Aquino III di Istana Malacanang, Manila.

Keduanya terlibat dalam pertemuan empat mata yang dilanjutkan dengan pertemuan bilateral antara delegasi Indonesia dan Filipina.

Presiden juga menyaksikan secara langsung bersama koleganya Presiden Aquino, penandatanganan perjanjian bersejarah terkait delimitasi Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia - Filipina di perbatasan maritim kedua negara, Laut Maluku dan Samudera Pasifik.

Selain itu juga ditandatangani nota kesepahaman kerja sama bidang pendidikan antarkedua negara, serta nota kesepahaman dalam memerangi terorisme.

Sementara di Forum Ekonomi Dunia, Presiden menyampaikan pandangannya dalam pembukaan forum tersebut.

Selain itu, Presiden jug menerima Global Statesmen Award dari Forum Ekonomi Dunia tersebut, serta dianugerahi penghargaan tertinggi diplomatic Order of Sikatuna with the rank of Raja (Grand Collar) dari Negara Filipina.
(M041*G003/Z003) 

Pewarta: M. Arif Iskandar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014