Dengan lancarnya pemasaran hasil perkebunan rakyat itu diharapkan petani akan lebih bergairah untuk memelihara tanamannya sehingga menghasilkan buah yang berkualitas
Denpasar (ANTARA News) - Kakao hasil perkebunan rakyat Bali semakin gencar memasuki pasar ekspor bahkan dalam perolehan devisanya mampu menyalip hasil perdagangan kopi yang sudah menjadi mata dagangan tradisional yang dikapalkan ke luar negeri.

"Dengan lancarnya pemasaran hasil perkebunan rakyat itu diharapkan petani akan lebih bergairah untuk memelihara tanamannya sehingga menghasilkan buah yang berkualitas," kata Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Bali I Dewa Made Buana Duwuran di Denpasar, Minggu.

Ia mengakui Kakao produksi petani daerah ini baru memulai memasuki pasar ekspor dengan tujuan utama adalah konsumen Amerika Serikat, Australia dan Jerman tentu dalam jumlah masih terbatas yakni masih dalam belasan ton per bulan.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bali melaporkan bahwa realisasi perdagangan luar negeri berupa kakao baru tercatat sebanyak 29,3 ton yang dikapalkan ke pasar ekspor dengan harga 284.472 dolar AS selama tiga bulan I-2014.

Perolehan devisa tersebut ternyata mampu menyalip dari hasil perdagangan Kopi Bali yang selama ini sudah memasuki pasar mancanegara terutama ke Jepang, Prancis dan negara Eropa lainnya yang hanya 238.757 dolar hasil pengapalan 5.382 dolar.

Masuknya Kakao ke pasar ekspor menyababkan perolehan devisa dari sektor perkebunan Bali mencapai 523.644 dolar selama Januari-Maret 2014, atau bertambah 180 persen jika dibandingkan hasil perdagangan periode sama sebelumnya hanya 187.385 dolar.

Realisasi ekspor kakao hasil petani Bali enam bulan akhir 2013 tercatat 4.653 ton seharga 377.930 dolar dengan pemasarannya memasuki delapan negara konsumen, yakni Amerika Serikat pembeli terbanyak yakni 609.718 kg seharga 197.951 dolar .

Menyusul Australia membeli 3.507 kg bernilai 93.213 dolar, diurutan ketiga adalah Inggris membeli 343 kg seharga 43.233 dolar AS, sisanya dikapalkan ke Jerman, Filandia, Jepang dan Malaysia untuk bahan baku pabrik makanan.

Dewa Made Buana Duwuran mengatakan, ada tiga daerah yang mengembangkan tanaman kakao yang cukup di daerah ini yakni petani di Kabupaten Tabanan seluas 5.063 hektare, menyusul Jembrana, 3.555 hektar, Buleleng 1.258 hektare sisanya di Badung, Klungkung, Bangli dan Karangasem. 

Pewarta: IK Sutika
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2014