Setiap penumpang yang melakukan penerbangan dari Malaysia dan Tiongkok akan mendapatkan perhatian khusus dari petugas karena kerap tertangkap membawa narkotika
Tangerang (ANTARA News) - Bea Cukai (BC) Bandara Soekarno-Hatta, mengawasi secara ekstra penumpang yang melakukan penerbangan dari Tiongkok dan Malaysia terkait adanya upaya penyelundupan narkotika.

Kepala Kantor Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta, Okto Irianto, di Tangerang, Selasa, mengatakan penerbangan dari kedua negara tersebut mendapatkan perhatian khusus petugas karena banyaknya upaya penyelundupan oleh penumpang yang berasal dari sana.

"Setiap penumpang yang melakukan penerbangan dari Malaysia dan Tiongkok akan mendapatkan perhatian khusus dari petugas karena kerap tertangkap membawa narkotika," kata Okto Irianto.

Pelaku yang ditangkap pun beragam mulai dari WNA Malaysia, Tiongkok, dan negara lainnya. Namun, biasanya pelaku menuju Jakarta dari kedua negara tersebut.

Para bandar narkoba, lanjut Okto, kerap menggunakan jasa kurir dari berbagai negara yang kemudian diterbangkan dari Tiongkok dan Malaysia. Modus yang digunakan pun beragam, mulai dari disembunyikan di dalam barang bawaan, ditempelkan pada tubuh hingga ada yang ditelan oleh pelaku.

Untuk mendeteksi penumpang dari kedua negara yang diduga membawa narkotika, tambah Okto, pihaknya bekerja sama dengan intelijen.

"Kita biasanya menggunakan data intelijen untuk mengetahui rekam jejak penumpang hingga menangkap pelaku penyelundup. Kalau hanya mengandalkan x-ray sangat sulit sebab jumlah penumpang begitu banyak," katanya

Berdasarkan data penindakan narkotika oleh Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta sejak Januari hingga Mei 2014, jumlah tersangka yang telah ditangkap sebanyak 31 WNI dan 21 WNA seperti Malaysia, Tiongkok, Taiwan, Hongkong, Thailand, Nigeria, Kenya, Afrika Selatan, dan Uganda.

Sementara itu, jumlah kasus yang telah diungkap ada 34 kasus dengan barang bukti 41,6 kilogram sabu dan ketamine serta 20 tablet happy five. Estimasi barang bukti yakni Rp54 miliar lebih.

Pewarta: Achmad Irfan
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014