Kalau mau juara, kekuatan harus merata
Tangerang (ANTARA News) - Kekuatan tim Indonesia yang belum merata di semua nomor menyebabkan kekalahan dari Malaysia pada babak semifinal turnamen Piala Thomas 2014.

"Tim Malaysia kekuatannya merata, lalu juga ada secure point dari Lee Chong Wei. Kalau mau juara, kekuatan harus merata di tim Thomas kita," kata Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI), Rexy Mainaky, setibanya di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Selasa.

Menurut dia, kekalahan ganda putra Hendra Setiawan/M. Ahsan di partai kedua membuat Hayom Rumbaka yang turun di partai ketiga harus memenangkan pertandingan agar Indonesia memiliki kesempatan untuk melaju ke babak selanjutnya. Namun ternyata Hayom harus mengakui keunggulan lawannya dan kalah pada partai tersebut.

"Kita ingin Hendra/Ahsan ambil poin di partai kedua. Walau di atas kertas mereka lebih bagus, tapi ternyata performa mereka kurang bagus. Itu berpengaruh ke mental Hayom," katanya.

Menurut dia, bila tim bulutangkis Indonesia ingin lebih baik di turnamen berikutnya, maka kekuatan semua lini tunggal baik tunggal pertama, kedua, dan ketiga harus memiliki kualitas yang sama.

Dia mengatakan jika hanya mengandalkan beberapa pemain, tim bulutangkis Indonesia sulit untuk bisa mengukir prestasi.

Menurut dia, dunia perbulutangkisan Indonesia masih kekurangan atlet yang memiliki mental juara.

"Masalahnya bukan hanya mental dan fisik pemain, tapi kita kurang pemain yang bertipe fighter," katanya.

"Dalam dua tahun, harus kerja keras menyiapkan program. Saya optimis ke depan akan ada pemain-pemain berpotensi yang bisa diandalkan," tambah Rexy.

Dalam pertandingan semifinal Thomas Cup, Malaysia mengalahkan Indonesia 3-0. Di partai pertama, Lee Chong Wei mengalahkan Tommy Sugiarto 21-19, 21-13.

Di partai kedua,Boon Heong Tan/Tien How Hoon mengalahkan Hendra Setiawan/M Ahsan dengan skor 21-19, 8-21, 23-21.

Di partai terakhir, Chong Wei Feng menggenapkan kemenangan Malaysia dengan mengalahkan D. Hayom Rumbaka 21-10, 21-17. (A064)

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014