Saat ini atlet harus kerja keras, pelatih untuk lebih maksimal lagi, paling tidak untuk meningkatkan ranking"
Tangerang (ANTARA News) - Wakil Manajer Tim Piala Uber Indonesia Susi Susanti mengatakan pebulutangkis tunggal putri Indonesia harus bekerja keras untuk mencapai prestasi tinggi.

"Tunggal putri harus kerja keras. Saat ini atlet harus kerja keras, pelatih untuk lebih maksimal lagi, paling tidak untuk meningkatkan ranking," kata Susi setibanya di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Selasa.

Dia menyarankan para atlet agar berusaha maksimal mencapai target yang dibebankan kepada untuk setiap turnamen, sedangkan para atlet junior harua berlatih lebih keras untuk mengungguli senior-seniornya.

Susi optimistis di masa depan, bulu tangkis putri akan mengukir prestasi yang membanggakan.

Optimisme Susi didasarkan pada hasil Piala Uber 2014 di mana putri-putri Indonesia telah memperlihatkan kemampuan maksimal dalam bermain, namun mereka masih memiliki kekurangan seperti kematangan bermain yang disebutnya diperlukan oleh pemain.

Kematangan bermain, kata Susi, diperlukan pemain agar mereka bisa lebih bisa menguasai emosi saat bertanding.

Kematangan pemain bukan hanya dilihat dari kesiapan teknis, tetapi juga kemampuan untuk fokus pada permainan, sambung Susi.

Pebulutangkis putri Indonesia paling banyak mendapatkan trofi juara ini juga menyebutkan satu lagi faktor penentu juara, yaitu keberuntungan.

"Faktor keberuntungan juga menentukan. Misalnya Hendra/ Ahsan kurang matang bagaimana? Tapi akhirnya mereka kalah. Kasihan juga. Saya juga merasakan dulu, kalau harus menang itu beratnya minta ampun," kata legenda bulutangkis Indonesia ini.

Hendra Setiawan/M. Ahsan turun pada partai kedua melawan Malaysia dalam semifinal Piala Thomas.

Sebaliknya Susi memuji para pemain Jepang yang sangat fokus dan begitu bersemangat dalam bermain. Susi ingin para pemain Indonesia meniru semangat juang dan bertanding pemain-pemain Jepang ini.

"Mereka luar biasa. Mereka sepertinya enggak mikir menang atau kalah, nekat aja di lapangan, fokus terus mengejar bola. Masalahnya untuk bisa fokus dan konsen penuh itu tidak mudah," kata peraih emas Olimpiade Barcelona 1992 ini.

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014