Jakarta (ANTARA News) - Pakar pertanian dari Universitas Gadjah Mada Profesor Y Andi Trisyono mengatakan jumlah pestisida yang terdaftar harus dikurangi untuk mencegah terjadinya kerusakan lingkungan akibat bahan kimia itu.

"Kita harus mengurangi jumlah pestisida terdaftar di Indonesia, meskipun tidak semua yang terdaftar itu ada di pasaran," ujar Andi dalam lokakarya Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) di Jakarta, Jumat.

Dia menambahkan impor pestisida di Tanah Air naik hingga tiga kali lipat dalam kurun waktu 2006 hingga 2011. Jumlah impor pestisida pada 2006, sebanyak 95.136 dolar AS. Kemudian pada 2011, jumlah impor mencapai 280.391.

Begitu juga dengan jumlah pestisida yang teregistrasi juga mengalami peningkatan tajam, dari 813 pada 2002 menjadi 2.810 pada 2013.

"Sebenarnya bahan kimia dari pestisida tersebut sebenarnya sama."

Idealnya, sambung dia, jumlah pestisida yang terdaftar untuk bahan kimia yang sama paling banyak 20 merk.

Akibat dari penggunaan pestisida maupun insektisida yang berlebihan membuat hama resistan.

"Misalnya, penggunaan insektisida untuk membasmi hama wereng cokelat. Insektisida itu membuat wereng cokelat lebih kuat 1.000 kali lipat dari sebelumnya."

Pewarta: Indriani
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014