Jakarta (ANTARA News) - Secangkir teh hijau memiliki banyak komponen biologis menguntungkan yang dapat menghalau datangnya kanker tertentu, salah satunya kanker pankreas.

Penelitian terbaru dari Los Angeles Biomedical Research Institute ( LA BioMed ) mengklaim dapat menjelaskan  hal tersebut.

Kanker pankreas dapat menjadi kanker kedua paling mematikan dalam beberapa dekade mendatang , setelah kanker paru-paru.

Tidak seperti bentuk kanker lainnya seperti kanker kulit dan kanker payudara yang dapat dideteksi dan diobati, kanker pankreas jauh lebih sulit.

Hal ini karena letaknya yang jauh di dalam tubuh sehingga mempersulit pengobatan.

Para ahli kesehatan menganjurkan agar kita secara rutin melakukan pencegahan terjadinya kanker ini.

Misalnya dengan merubah gaya hidup dan diet. Dalam hal ini, konsumsi teh hijau dapat membantu sebagai pengahalau. 

"Dengan menjelaskan bagaimana komponen aktif teh hijau bisa mencegah kanker, studi ini akan membuka peluang penelitian baru soal kanker dan membantu kita memahami bagaimana makanan lain dapat mencegah kanker atau memperlambat pertumbuhan sel-sel kanker," ujat peneliti utama LA BioMed, Dr Wai - Nang Lee, seperti dilansir Medical Daily.

Dr. Lee dan timnya menemukan, EGCG , antioksidan utama dalam teh hijau dapat mengubah metabolisme sel-sel kanker pankreas dengan menekan enzim , LDHA , yang berhubungan dengan kanker. 

LDHA merupakan enzim yang mengubah piruvat menjadi laktat.

Enzim itu melepas hidrogen dan tersebar luas  pada jaringan terutama ginjal, hati dan otot jantung.

Mereka juga menemukan inhibitor enzim , yang dikenal sebagai oxamate, dapat mengurangi LDHA dengan cara yang sama.

Kedua komponen ini menganggu keseimbangan aliran sel-sel kanker pada seluruh jaringan metabolisme.

Hal ini menunjukkan EGCG dan oxamate memainkan peran ganda dalam menekan metabolisme sel kanker .

Kanker pankreas adalah salah satu kanker yang paling mematikan di dunia.

Para dokter sementara ini baru dapat melakukan pemeriksaan darah dan biopsi untuk mendeteksinya. Sekalipun demikian, pencegahan atas penyakit ini masih merupakan pilihan paling aman dan sehat.
 

Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014