Kita malu sebagai negara yang masyarakatnya agamis tapi Dolly menjadi lokalisasi terbesar di Asia
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri mengapresiasi upaya penutupan lokalisasi Dolly yang dilakukan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.

"Saya apresiasi dan mendukung yang dilakukan Bu Risma karena menyelamatkan perempuan Indonesia," kata Mensos usai bertemu dengan Tri Rismaharini di ruang kerjanya di kantor Kementerian Sosial di Jakarta, Senin.

Mensos mengatakan, akar permasalahan di lokalisasi adalah kemiskinan dan rentan terjadi perdagangan orang.

"Kalau kita membiarkan ini zalim. Kita malu sebagai negara yang masyarakatnya agamis tapi Dolly menjadi lokalisasi terbesar di Asia," tambah Mensos.

Lokalisasi Dolly direncanakan ditutup pada 18 Juni mendatang dan akan dihadiri oleh Mensos.

Berbagai upaya akan dilakukan agar sekitar 1.400 eks PSK Dolly tidak kembali lagi misalnya dengan memberikan pelatihan sehingga mereka bisa mencari nafkah dengan cara yang lain.

Kementerian Sosial juga menyiapkan anggaran Rp8 miliar untuk merehabilitasi eks PSK tersebut dengan memberikan jadup (jatah hidup) sebesar Rp20.000 per hari selama tiga bulan, uang transportasi untuk pulang ke kampung asal Rp250.000 dan modal usaha Rp3 juta.

Selama tiga bulan setelah kepulangan mereka, akan dilakukan pendampingan sehingga memastikan mereka tidak kembali lagi ke prostitusi dan usaha mereka berjalan.

"Saya yakin akan berhasil dan yang penting ada penegakan hukum," tambah Mensos.

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014